Semu

Jika dipikir, semua orang di dunia ini hanya berfokus pada panggung sandiwara yang sedang mereka pijak saat ini. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kejayaan di dunia ini. Mereka bersikeras untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan manusia lain di dunia ini. Mereka ingin terlihat berkilau, mereka ingin semua orang memandangnya begitu silau, sehingga mereka lupa untuk apa mereka diciptakan di dunia ini. Mereka telah tertipu dengan gemerlap dunia. Memang benar jika kita diharuskan mengimbangi antara dunia dan akhirat kita. Namun, apakah mungkin orang yang sedang berada di puncak-puncaknya mengingat akan Allah? Hanya sedikit sekali yang seperti itu. Maka seyogyanya ketika kita ingin mencapai sesuatu, kita harus menyusun batu bata impian kita berlandaskan Allah semata. Sehingga ketika batu bata itu sudah tersusun rapi, kita tidak akan lupa bersama siapa kita berjuang. Dan seyogyanya ketika kita bertekad untuk membangun sebuah mimpi, kita jadikan Allah sebagai motivasi pembangunan kita. Sehingga ketika kita sudah memiliki segala apa yang kita inginkan, kita akan berfikir apakah semua yang kita impikan selama ini Allah meridhainya atau tidak, dan akhirnya kita akan tersadar bahwa ternyata apa yang selama kita kejar selama ini hanyalah bayangan semu semata. Bangunan yang kita bangun begitu lamanya, akan bisa Allah hancurkan dalam sekejap, lalu apa yang akan kita miliki setelah itu? Nothing. Tapi tenanglah wahai kawan, jika segala sesuatu yang kita inginkan, yang kita perjuangkan dan kita peroleh itu kita hadiahkan untuk Allah SWT, maka segala sesuatu yang kita miliki walaupun bersifat duniawi tapi akan berbentuk suatu ibadah, suatu pengabdian kepada Allah SWT Yang Maha Kekal. Kita mencintai teman kita, people come and go guys! Kita mencintai pacara kita, karena ada maunya kan? Gak mungkin gak ada maunya. Kita mencintai orang tua kita yang kita tahu, semua orang tahu cinta mereka adalah cinta yang kekal, namun apa daya jika orang tua kita tidak bisa menuntun kita pada jalan Allah, atau bahkan kita yang tidak bisa menolong meraka di akhirat nanti. Segala sesuatu di dunia ini hanya Allah yang bisa berkehendak, bahkan Nabi pun ketika menginginkan keluarganya yang kafir agar masuk surga, Allah menolaknya. Jadi, mulai sekarang mari kita pikir kembali, apakah sebuah perencanaan yang kita buat, suatu proses yang sedang kita kerjakan dan sebuah hasil yang sudah kita peroleh itu bisa meningkatkan takwa kita pada Allah atau tidak, jika tidak maka selipkan Allah di dalamnya, walaupun tanpa Allah minta, walaupun tanpa kau berbuat Allah ikut andil di segala perbuatanmu, ingatkah Allah lah yang menciptakanmu. Apakah kau lupa jika Mark Zuckerberg bisa mengatur segala apa yang ada di fb karena ia adalah penciptanya, lalu bagaimana dengan Allah yang menciptakan si pencipta itu? Allah mungkin saja membuat bangkrut Mark, tapi Allah tidak. Allah uji Mark, Allah uji kita apakah kita mensyukuri nikmat Allah, apakah kita ingat Allah, atau justru kita habis manis sepah dibuang. Tahu sendiri kan, bisa rasain sendiri kan gimana sakitnya dikhianatin seseorang. Mengkhianati anak raja pun kau tak berani, ini mau mengkhianati Allah, hallo siapa kamu? Dan ketika kita sedang dalam keadaan genting, akan kah kita putus asa dan lupa bahwa ada Allah yang sedang tersenyum kepada kita? Menaruh harapan begitu besar pada hambanya yang hampir putus asa itu ketika tak ada seorang hambapun yang mempercayainya. Hati memang samar, kadang masih ada yang berkedok mengatasnamakan agama namun sejatinya yang ia cari hanyalah ketenaran, hanyalah pengakuan dari orang-orang. janganlah kita menghakimi jika tidak tahu, sekalipun tahu tidak ada gunanya juga untuk menghakimi, begitulah manusia penuh salah dan dosa, maka harap maklumnya, lalu kita melihat ke diri kita, apakah kita sudah sempurna? Jangan-jangan hanya karena kita berbeda dosa saja dengan mereka. Selalulah berfikir positif, dan selalu tanamkan dalam hati, manusia memang begitu, dan ketika kau telah mendapati bahwa dunia itu terlaknat, maka berlarilah pada Allah, maka ndusel-ndusellah ke pelukan Allah, saya jamin pelukan Allah lebih hangat dari pelukan ibu. Namun, bukan berarti kita melupakan ibu dan ayah kita, berbakti dan menyayangi orang tua kita, menuntun mereka jika mereka salah juga merupakan suatu perkara yang Allah perintahkan pada kita. Ingatlah segala ilmu yang ada di dunia itu kembali pada Allah, ingat kembali siapa yang Allah percayai sehingga Ia mengutusnya. Ingat kembali mukjizat apa yang Allah kekalkan, sehingga umat kita yang tuyingen di zaman atau abad apa ini pun masih belum tersesat. Banyaklah bersyukur kita masih diberi hidayah, banyaklah bersyukur kita masih bisa merasa berdosa. Jangan sampai hati kita keras. Selalu mintalah agar kita masih dan selalu dalam kedaan beriman pada Allah untuk saat ini dan ketika menjelang ajal nanti. Marilah bersaing dalam ketaatan, jika tidak bisa bersaing dengan orang alim dalam hal ketaatan, maka bersainglah dengan mereka si pendosa dalam beristighfar. Jangan bersaing dengan orang bodoh dalam hal dunia, boleh kita mengejar dunia namun taruhlah dalam genggaman tangan, dan akhirat dalam hati. Islam itu agama yang sempurna, umat-umat nabi bahkan pengikut-pengikutnya menginginkan menjadi umat Rasulullah saw. Pelajari ilmu agama disamping kita mempelajari ilmu dunia. Sekian, wassalamu’alaikum wr wb.

Sanggahan terhadap Isu Konyol yang Beredar Setelah Rupiah Baru Diluncurkan

Artikel ini yang saya kemas dalam bentuk beberapa poin berikut sebenarnya bukan hasil dari buah pikir saya, namun rangkuman sumber data yang saya peroleh darinya itu berbentuk audio visual, maka dengan berbangga hati saya menerjemahkannya ke dalam bentuk sebuah tulisan yang saya muat dengan menggunakan bahasa saya sendiri, check it out!

Berikut adalah isu-isu yang beredar setelah rupiah baru diluncurkan:

1. Cinaisasi, karena mirip yuan.
“Jangan-jangan kita juga terkena.”
Begitulah kira-kira tanggapan mereka.
Dan sanggahannya adalah bahwasannya uang kertas yang bentuknya menyerupai rupiah itu bukan hanya yuan, mata uang Cina, akan tetapi uang kertas Kanada, Australia, Filipina dan Malaysia juga ternyata sekilas jika dipandang juga mirip kok.

2. Cut Meutia kagak pake jilbab. (Jilbab UIN bu? Haha..)
Ini nih yang katanya Warga Aceh menolaknya dan memprotes pemerintah untuk menggantinya dengan gambar yang sedang mengenakan jilbab. Ya, bukannya apa sih, ya walaupun gue juga sebenernya lebih ngedukung yang pake jilbab, tapi kan halo guys kita itu tibggal di negara Indonesia yang lu semua tau sendiri kan gimana bejibunnya agama, bahasa dan budaya. Apalagi motto negara kita kan “Bhinneka Tunggal Ika”, berbeda-beda namun tetap satu jua. Jadi lebih rasionalistik sedikit yah, ya bawa agama boleh tapi kita kan lagi tinggal di negara Indonesia, bukan negara agama. Maka junjunglah rasa nasionalisme bukan fanatisme dengan agama. Oh ya satu lagi, tepat setelah isu yang ini beredar setelah di googling juga ternyata kagak ada tuh foto Cut Meutia yang pake jilb*b, eh jilbab maksud saya. Yuk, lanjut!

3. Ada lambang PKI.
“Bahaya PKI hidup kembali!”
Halo, wahai bapak-bapak dan ibu-ibu yang terhormat, itu namanya “rectoverso”, biar gak dipalsuin.
Itu lambang Bank Indonesia, tanda kalo uang kertas itu rupiah bukan rupe atau apa yang lain haha, geneh mungkin (pounds Mesir maksud saya).

4. Pahlawan Kafir.
“Luar biasa negeri yg mayoritas islam ini. Dari ratusan pahlawan, terpilih 5 dari 11 adalah pahlawan kafir. #lelah”
Begitu kicauan Dwi Estiningsih di twitternya, dengan akun @estiningsihdwi.
Halo jeng, asal elu tau ye, kafir-kafir ini nih yang bikin kita merdeka, soalnya gak semua muslim itu berbakat, dan kalaupun berbakat gak semuanya seberani mereka. Aduh, gue kalo dari segi tasawuf udah didepak nih dari sono, ampun ya mbah ini demi hubbul wathon, hubbul wathon kan juga dari iman, saya beriman kok mbah haha. Oh ya lanjut, harusnya mereka biarin aja yah kita dijajah kalao tau hasilnya nanti akan seperti ini haha, tapi gal, mereka tetep cinta tanah air dan menginginkan kebebasan untuk mereka semua warga Indonesia, bukan kaum dari agama mereka. Ingat itu!

Oh ya, ini cuma sarkasme. kali-kali ada yang gagal paham.
Sumber: Sisi Lain melalui page facebook KataKita.
Sekian, terima kasih! wassalamu’alaikum wr wb.

Sebuah Komitmen

Untuk semua anak. Memilih apa yang kita inginkan adalah merupakan sebuah komitmen. Sebuah komitmen yang harus kita jaga dan perjuangkan. Kita tidak bisa begitu saja meninggalkan lapangan tanpa menyelesaikan pertandingan. Pertandingan ini yang kita pilih. Kita sendiri yang memilih. Maka haruslah untuk kita berjuang sekuat tenaga agar apa yang kita pilih ini merupakan sebuah prestasi yang akan kita tunjukkan pada dunia. Jangan pernah mengecewakan orang tuamu, semua orang yang berjuang demi impianmu. Karena untuk memilih ini dibutuhkan pengorbanan rasa dari orang tua semata-mata agar sang anak bahagia. Karena untuk memilih ini jiwa dan raga mereka pertaruhkan demi kesuksesan kita. Fadhlu

Orang Tua Pembunuh

Orang tua yang terlalu mengatur minat dan bakat anak sejatinya adalah pembunuh. Tidak semua anak mewarisi minat dan bakat orang tua. Jika dari kecil hingga dewasa anak dididik sesuai dengan apa yang orang tua ingin menjadi, maka sejatinya selama masa itu pula orang tua mengarahkan pada sesuatu yang jika dikerjakan oleh sang anak tidak akan maksimal dan telah menyia-nyiakan waktu tersebut untuk mencapai titik maksimal yang sebenarnya bisa didapat oleh sang anak. Biarkanlah anak-anak kita berkembang. Kita hidup di zaman yang berbeda dengan anak-anak kita. Anak-anak kita lebih tahu mana yang lebih dibutuhkan untuk bisa bersaing dengan yang lain. Akan sangat tertinggal jika anak dibiarkan untuk tetap mengikuti tradisi kolot nenek moyang yang masih dibawa hingga sekarang. Cukup batasi dengan pondasi agama. Karena agama tak lekang oleh waktu. Fadhlu

Aku Terlanjur Malu Padamu

Aku yang terlanjur malu padamu
Aku yang sempat merasakan hal yang sama
Aku yang sempat merasakan getaran dalam jiwa
Aku yang tak pernah menyangka kau mengamininya
Sungguh aku sangat bahagia kala itu
Kala kau sebutkan namaku di hatimu
Rasa yang telah lama aku impikan
Rasa yang telah lama aku dambakan
Kini telah menjadi nyata

Aku bingung harus bagaimana
Aku bingung harus bertingkah apa
Aku seketika menjadi batu
Aku seketika menjadi kutu
Tak bisa aku berhenti menggigit bibir ini
Tak bisa aku hentikan hentakan kaki ini
Aku melompat kegirangan
Wajahku merona merah
Bagai bara api yang tak kunjung padam

Namun bodohnya aku
Aku yang tak bisa membendung rasa sayang ini
Aku yang telah lama terikat oleh belenggu kehampaan
Lalu kau lepaskan
Hidupku kini lebih bermakna
Bukan hanya hitam dan putih saja

Tak peduli berapa orang pernah ku lewati
Tak peduli berapa sering aku tersakiti
Rasanya belum puas jika itu bukan kau yang menyakiti
Tapi aku mohon jangan pernah kau mencobanya
Atau kau ingin ku tinggal pergi

Aku yang telah mempercayaimu
Aku yang telah yakin kau tak akan merusak kepercayaanku
Aku yang telah menjadikanmu kekuatanku
Namun aku sendiri yang lemah karenamu

Aku yang terlanjur malu padamu
Kedewasaanku seketika menjadi kanak-kanak
Itu semua karena ulahmu
Lalu aku harus bagaimana
Jika bukan ini yang kau inginkan dariku

Aku yang terlanjur malu padamu
Kini aku hanya bisa menunggu
Sampai kau sendiri yang menjemputku
Dan mengatakan ikutlah denganku
Karena itu semua tak masalah bagiku
Ku ingin kau katakan itu
Sungguh memalukan diriku

Aku Pergi Dulu Sebentar

Aku pergi dulu sebentar
Aku tak ingin mengganggumu
Aku tak ingin mengusikmu
Aku ingin kau bebas menjalani aktifitasmu
Aku ingin kau temukan sebuah masalah dan akhirnya kau berkembang
Aku ingin kau menghargai keberadaanku
Aku ingin kau membagi segala gundah gulana yang kau alami
Aku tak ingin menjadi mendung
Aku tak ingin cahayamu redup
Aku tak ingin hujan itu turun dari pelupuk matamu
Aku ingin kau terus bahagia
Aku tak ingin kau melupakanku
Ingatlah ada aku di duka dan bahagiamu
Aku akan kembali lagi jika saatnya telah tiba
Saat ini kau sedang menghadapi ujian hidup
Dan aku pun sedang menghadapinya
Mungkin kehadiranku hanya akan mengganggumu
Aku tunggu satu bulan lagi untuk kita saling menyapa
Untuk kita saling bercanda
Untuk kita saling bercerita
Aku tunggu satu tahun lagi untuk kita saling bertatap muka
Percayalah aku merindukanmu
Aku ingin bertemu denganmu
Membagi segala apa yang aku punya
Menggeser sedikit tempat dudukku agar bisa merapat dekat denganmu
Membiarkanmu menyenderkan kepala pada pundakku
Dan rasakan bahwa ada aku bersamamu
Dan masalah yang kau hadapi selama ini adalah sebuah tumbuh kembang dari proses pembelajaranmu di dunia
Aku tak ingin selalu muncul di hadapanmu
Aku takut kau akan bosan
Aku tak ingin kau melupakanku
Maka aku sedih harus mendiamkanmu untuk beberapa saat
Aku ingin kau sedikit lupa tentangku
Dan kembali mengingat sesaat setelah kau lupa
Dan kembali mengingat ada berlian yang kau tinggalkan di tumpukkan debu-debu tebal itu
Aku harap kau menggalinya
Aku harap aku akan berkilau lebih indah dari sebelumnya
Sebelum kau meninggalkanku dalam kesepian
Aku orang yang telah menganggapmu sebagai matahari milikku

Hari Ini Kairo Hujan

Hari ini Kairo hujan
Awal yang menyegarkan di bulan baru
Selamat datang Desember
Selamat datang musim dingin
Selamat datang masa depan

Masa depan
Sambutlah kehadiranku
Maafkan aku membawa masa lalu
Aku mohon
Tariklah diriku lebih kuat dari masa lalu

Hari ini Kairo hujan
Mungkin bagimu hanya gerimis
Tapi di hatiku sedang terjadi badai
Mata sendu ini menitikkan air mata yang tak kalah deras dengan air hujan

Hari ini Kairo hujan
Mungkin bagimu ini hal biasa
Tapi bagiku
Ini menyimpan sejuta kenangan yang mengingatkanku pada wajahmu

Jika kau rindu
Mungkin rindumu akan lebih hebat dari rinduku
Mengingat di Indonesia sekarang adalah musim penghujan

Tapi mungkin kau tak merinduku
Jadi biarlah rindu ini tersiram oleh hujan awal musim dingin ini di bulan baru

Disini aku hanya bisa melamun
Menikmati hujan turun, menikmati secangkir kopi, tanpa adanya dirimu

Kau Matahari Milikku

Aku jatuh hati pada senyummu
Dikala yang lain menyembunyikannya
Dikala yang lain lebih memilih untuk terlihat berwibawa
Kau keluarkan auramu
Kau keluarkan karismamu
Senyum yang telah lama aku nanti
Senyum yang sering kau sembunyikan
Bukan untuk mencari nama namun karena beban yang kau bawa

Aku mendengar apa yang tidak kau ucapkan
Aku melihat apa yang tidak kau tampakkan
Senyum itu adalah senyum kebahagiaan
Bukan hanya untukmu akan tetapi juga untukku

Senyum yang sering kali pudar ketika kau menatap rona mataku
Aku yakin itu bukan karena kau tidak menyukaiku
Aku mengerti itu tanda kau menyandarkan hatimu yang lelah itu padaku
Terima kasih telah mempercayaiku
Aku yakin akan bahagiakan dirimu
Aku janji tak akan melepasmu

Aku ingin selalu melihat kau bahagia
Namun bukan berarti kau harus bersandiwara bahagia di hadapanku
Luapkan keluh kesahmu padaku
Biarkan aku temukan jawabnya jika ku tahu
Dan biarkan aku berusaha mencarinya jika ku mampu
Kemudian biarkan aku berjuang bersamamu dan menemukannya
Aku, adalah belahan jiwamu

Kini Aku Takut Naik Pesawat

Kini aku takut naik pesawat
Dulu aku tidak takut naik pesawat
Kau tahu mengapa?
Itu karena aku ingin berjumpa denganmu
Sosok yang belum pernah aku temui
Sosok yang baru aku kenal di fb
Sosok yang sudah aku rindu sebelum akhirnya saling bertemu
Sosok yang ragu akan cintaku

Kala itu ingin ku buktikan padamu
Bahwa cintaku tak hanya semanis madu
Kau pun telah merasakannya
Kau rasakan manis kecup bibirku
Kau rasakan hangat hembus nafasku
Kau rasakan jiwaku sepenuhnya milikmu

Waktu itu pun tiba
Kita harus berpisah
Berpisah untuk waktu yang lama
Mungkin satu tahun
Atau tiga tahun
Atau mungkin pertemuan kita waktu itu
Adalah pertemuan pertama dan terakhir

Satu hal yang perlu kau tahu
Aku tak mengharap apapun darimu
Aku pun tak mengharap kau balik mencintaiku
Aku hanya ingin kau tahu
Bahwa disini selalu ada aku untukmu

Aku tahu betul rasanya rindu
Aku tahu betul rasanya pilu
Aku takut kau tak sanggup
Cukup aku saja yang tersiksa
Terhisap oleh black hole cinta kita
Tanpa pernah aku tahu mana arah tujuannya

Kini aku takut naik pesawat
Kau mengkhianati cintaku
Kau diamkan aku
Kau buat kepulanganku waktu itu terbuang sia-sia
Kau tak tahu bahwa destinasi yang ku tuju hanyalah dirimu
Alamat yang tak berbentuk atap
Melainkan sosok orang yang baru aku rasakan sentuhannya

Oh Tuhan
Aku hanya ingin balasan akan cintaku
Bukan balasan materi atau balas jasa
Hanya sebuah tanda bahwa aku adalah miliknya dan dia adalah milikku

Aku bagai pesawat yang kehabisan bahan bakar
Tega sekali dia membiarkanku kosong
Tega sekali dia tak mau memberi apa yang aku minta
Kucuran kasih yang lebih segar dari telaga kautsar
Kucuran kasih yang membangunkan jiwa-jiwa yang terlelap
Selembut embun
Selembut udara di pagi hari
Selembut itu kau aku rindukan