Dari Kucing Menjadi Macan

FB_IMG_1451543723964

Sewaktu masih sekolah di MTs Al Hikmah 2 Benda, saya itu orangnya pemalu, ingin meraih mikrofon yang moderator pegang kemudian menjawab pertanyaan yang diajukan pada acara Khataman Aqidatul Awwam & Tuhfatul Athfal-pun saya tidak berani sama sekali, padahal pada waktu itu saya ingin sekali maju ke depan menunjukkan pada Ayahanda bahwa anak pertamamu ini sebenarnya bisa.

Namun entah mengapa di lain kesempatan di tempat yang sama, merupakan suatu hentakan ketika ditawari untuk menjadi moderator acara Aqidatul Awwam & Tuhfatul Athfal. Waktu itu saya masih kelas dua MAK Al Hikmah 2 Benda, hanya berbekal apa yang saya dapat selama menjadi penyiar radio Tsania FM 101.8 MHz yang walaupun sering didengar suaranya oleh para pendengar namun tidak menampakkan wujud aslinya, untuk pertama kalinya saya memberanikan diri untuk menerima tawaran tersebut dan berdiri di atas panggung yang pernah saya dambakan, di tengah eluan, tepuk tangan dan juga semangat.

Entah mengapa dan untuk alasan apa saya menerimanya, hingga beberapa menit sebelum saya ON AIR, saya baru sampai di tempat lokasi, GOR Serbaguna Al Hikmah 2 dan mendapati Mas Faiz, produser sekaligus trainer saya di stasiun radio Tsania FM, rasa ini semakin beraduk-aduk antara rasa mulas dan mual karena grogi.

Akhirnya tanpa menjinjing ilmu kemoderatoran saya lalui begitu saja, lampu sorot yang ternyata begitu terang seperti ini bagai malam panjang menjadi fajar mentari pagi. Saya fikir itu semua sudah sempurna untuk ukuran saya yang masih pemula begitu juga yang dikatakan oleh teman-teman saya, termasuk partner saya, Muzaki pada waktu itu.

Pada tahun berikutnya, mendekati hari acara tersebut, saya bertanya-tanya, apakah saya masih dipercayai untuk membawakannya? Hingga beberapa jam sebelum sesi tanya jawab, karena memang moderator hanya meng-handle sesi tersebut, saya baru dikabari oleh Mas Rifqi pada waktu itu untuk kembali tampil, padahal sebelumnya saya sudah pesimis dengan beribu-ribu pertanyaan, apakah dulu saya buruk? atau bagaimana?

Partner saya yang pertama, Muzaki enggan saya ajak kembali. Saya semakin khawatir, saya tidak ingin acara ini gagal hanya karena saya. Saya berfikir sampai akhirnya saya menemukan ide untuk mengkader junior saya, karena waktu itu saya sudah kelas tiga akhir MAK Al Hikmah 2 Benda, dan saya tahu tahun berikutnya bukan saya lagi yang akan membawakannya. Maka saya putuskan untuk memilih Alawiy junior saya, dua tahun dibawah. Saya yakin saya akan cocok bersamanya karena ber-partner itu dibutuhkan adanya chemistry tersendiri. Acara itupun saya bawakan lagi dan Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, acara tersebut sukses terselenggara padahal saya sebelumnya merasa ini sebuah kegagalan, ini sebuah kegagalan!

Di akhir kalinya saya berdiri di panggung tersebut, saya dikabari oleh junior saya, yang juga teman Alawiy yaitu Rezy bahwa penampilan saya tadi malam dikritisi oleh pengasuh Pon. Pes. Al Hikmah 2 Benda, Abah Sholahuddin Masruri. Seketika itu saya shock, saya kira sebuah kritikan buruk untuk saya, ternyata sebuah pujian karena kostum yang saya dan Alawiy kenakan yaitu peci, kemeja dengan dasi dan sarung. Sungguh kostum yang sangat aneh namun menjadi keindahan tersendiri untuk kalangan santri. Saya bernafas lega.

Rezy jugalah yang menjadi penyemangat saya untuk melanjutkan perjuangan saya menjadi seorang host. Saya masih ingat kalimat yang ia lontarkan pada saya bahwa saya ini hebat karena tidak semua orang bisa melakukan apa yang saya lakukan. Terimakasih Rezy.

Kegagalan? Saya-pun pernah mengalaminya. Waktu itu malam takbiran Idul Adha, kejadian ini terjadi di pertengahan antara debut dan penampilan akhir saya di dunia ke-MC-an sehingga menjadi ganjalan dan pertimbangan untuk melanjutkan perjuangan pada penampilan akhir saya yang sudah saya jelaskan panjang lebar sebelumnya. Kembali lagi, waktu itu saya dan Ogi diamanati menjadi MC non-formal acara takbiran yang diadakan oleh pengurus pondok. Saya kikuk membawakannya karena ternyata berbeda dengan acara sebelumnya. Letak kesalahan saya yaitu dalam perhitungan waktu untuk tampil bagi tiap-tiap delegasi dari masing-masing sekolah. Entah mengapa kesalahan ini terjadi pada saat SMA Al Hikmah Benda tampil, bukan karena disengajakan karena SMA itu rival MA, tapi karena kesalahan, kesalahan is kesalahan, dan itu kesalahan saya yang teledor menghitung menit mereka tampil. Seharusnya saya tidak memberhentikan prosesi penampilan mereka hanya karena waktu yang ditentukan sudah habis, namun saya melakukannya dan membuat mereka malu. Di pertengahan acara tersebut saya meminta break untuk meminta maaf pada yang bersangkutan dari pihak SMA ditemani oleh ketua panitia, Falah. Acara itu dibawakan sampai akhir oleh Ogi. Seusai meminta maaf, walaupun sudah dimaafkan saya masih terbayang-bayang ekspresi wajah kecewa mereka dan saya memutuskan untuk berhenti sebelum acara usai. Terimakasih saya ucapkan pada Zainal, adik saya yang pada waktu itu telah menghibur saya. Sebelum itupun kesalahan sudah saya lakukan dengan menginstruksikan penonton bisa beristirahat dengan berjajan lalu kembali lagi, namun justru tempat menjadi semakin sepi.

Demikian cerita pengalaman saya menjadi pembawa acara, dibuat dengan sedemikian adanya, tanpa ada unsur dibuat-buat, 100% asli.
Terimakasih. 🙂

Taf’ilat Syiir ‘Arobiy

Taf’ilat Syiir ‘Arobiy

? Taf’ilat : kumpulan Asbab dan Awtad

? Ada 10 huruf :
– 3 huruf wazan shorof (فعل)
– 7 huruf ziyadah (أمان و تسهيل )

? 10 huruf ini terkumpul dalam jumlah : لمعت سيوفنا

? Berikut taf’ilat yang Al Kholil tentukan untuk wazan syiir arab :

1. فعولن
Terdiri dari watad majmu’ dan sabab khofif.
Lambang : °/°//
Contoh : كتاب -> كتابن

2. فاعلن
Terdiri dari sabab khofif dan watad majmu’.
Lambang : °//°/
Contoh : مسلم -> مس لمن

3. مفاعيلن
Terdiri dari watad majmu’, sabab khofif dan sabab khofif.
Lambang : °/°/°//
Contoh : من الداعي -> مند داعي

4. مستفعلن
Terdiri dari sabab khofif, sabab khofif dan watad majmu’.
Lambang : °//°/°/
Contoh : مستنصر -> مس تن صرن

5. مستفع لن
Terdiri dari sabab khofif, watad mafruq dan sabab khofif.
Lambang : °//°/°/
Contoh : مستنصر -> مس تنص رن

6. مفاعلتن
Terdiri dari watad majmu’, sabab tsaqil dan sabab khofif.
Lambang : °///°//
Contoh : مسامحة -> مسامحتن

7. متفاعلن
Terdiri dari sabab tsaqil, sabab khofif dan watad majmu’.
Lambang : °//°///
Contoh : متسامح -> متسامحن

8. فاعلاتن
Terdiri dari sabab khofif, watad majmu’ dan sabab khofif.
Lambang :°/°//°/
Contoh : مسلمات -> مسلماتن

9. فاع لاتن
Terdiri dari watad mafruq, sabab khofif dan sabab khofif.
Lambang : °/°//°/
Contoh : مسلمات -> مسل ماتن

10. مفعولات
Terdiri dari sabab khofif, sabab khofif dan watad mafruq.
Lambang : /°/°/°/
Contoh : معروفات

Source : www.fadhlu48.malhikdua.com

Maqothi’ Showtiyyah

Maqothi’ Showtiyyah
oleh: Muhammad Fadhlurrohman

A. Sabab

1. Sabab Khofif
Maqtho’ Showtiy ‘Arudhiy terdiri dari dua huruf (berharokat dan bersukun).
tanda: °/
contoh:
لم (lam)
فا -> فاعلن (fā)

2. Sabab Tsaqil
Maqtho’ Showtiy ‘Arudhiy terdiri dari dua huruf berharokat.
tanda: //
contoh:
أر (aro)
مت -> متفاعلن (muta)

B. Watad

1. Watad Majmu’
Maqtho’ Showtiy ‘Arudhiy terdiri dari tiga huruf (dua huruf berharokat dan satu huruf bersukun).
tanda: °//
contoh:
على (alā’)
علن -> فاعلن (‘ilun)

2. Watad Mafruq
Maqtho’ Showtiy ‘Arudhiy terdiri dari tiga huruf (dua huruf berharokat dan di tengah antara keduanya satu huruf bersukun).
tanda: /°/
contoh:
ظهر (dzohru)
لات -> مفعولات (lātu)

C. Fashilah

1. Fashilah Sughro
Maqtho’ Showtiy ‘Arudhiy terdiri dari empat huruf (tiga huruf berharokat dan satu huruf bersukun).
contoh:
جبل -> جبلن (jabalun)
فعلن -> فاعلن (fa’ilun)
ketika huruf bersukunnya dihadaf.

2. Fashilah Kubro
Maqtho’ Showtiy ‘Arudhiy terdiri dari lima huruf (empat huruf berharokat dan satu huruf bersukun)
contoh:
سمكة -> سمكتن (samakatun)
متعلن -> مستفعلن (muta’ilun)
ketika huruf bersukun (kedua) dan huruf bersukun (keempat) dihadaf.

Asbab, Awtad dan Fawashil terkumpul dalam jumlah:

لم أر على ظهر جبل سمكة

Permulaan Gerakan Keilmuan pada Bangsa Arab

images (19)

Sastra merupakan suatu peninggalan yang diwariskan oleh Bangsa Arab Jahili. Menjadi penyair pada waktu itu bukan merupakan sesuatu yang istimewa, karena mereka masih sering dan banyak dijumpai, walaupun jarang dari mereka yang menuliskan syiir-nya dan hanya mengandalkan kekuatan hafalan, kemudian mereka menjaganya dengan cara periwayatan oleh satu orang atau lebih dari setiap penyair.

Hal ini berlanjut sampai Zaman Jahiliyyah berakhir, hingga akhirnya Islam muncul, mengajak masyarakat untuk mengetahui ilmu baca tulis. Banyak juga dari selain Bangsa Arab yang ikut andil, mempelajari Bahasa Arab dan mengkombinasikannya dengan peradaban mereka. Maka jadilah umat islam sebagai umat dengan peradaban yang tinggi.

Dari situ muncullah Gerakan Keilmuan yang terbagi dalam dua macam: bagian keagamaan dan peradaban.
Bagian keagamaan berfokus pada Al-Qur’an, Hadits -baik itu mengumpulkan, menjelaskan ataupun menafsirkan-, kemudian disusul dengan ilmu fikih.
Ulama yang terkenal dalam bidang ini antara lain: Sayyidina Umar bin Khotob, Sayyidina Ali, Abdullah Ibnu Mas’ud, Abdullah Ibnu Abbas -rodhiyallahu ‘anhum jami’an-. Dan gerakan ini terus berlanjut hingga tabiuttabiin.
Sedangkan bagian peradaban sendiri berfokus pada sastra syiir dan prosa, sejarah, siroh Rasul, khulafaurrasyidin, peperangan, penaklukan, dll.