Perubahan itu Pasti

Perubahan itu pasti. Segala sesuatu di dunia ini pasti berubah kecuali perubahan itu sendiri. Hanya perubahan yang tidak akan berubah, ia akan selalu ada karena ia adalah sifat tetap milik makhluk selama mereka masih hidup di dunia ini. Makhluk itu berubah, yang tetap itu Allah swt. Manusia atau sebuah lembaga untuk bisa berkembanh dan survive di muka bumi ini maka dibutuhkan adanya perubahan.

Saya menuliskan ini karena hati saya merasa tersentil ketika mendengar bahwasannya Al Azhar tempat saya menimba ilmu diremehkan dengan beralasan Al Azhar tempo ini sudah tidak sama lagi dengan tempo dulu. Mereka mengambil contoh seperti pengambilan hukum pada empat madzhab fiqih yang telah disepakati oleh ahlussunnah. Al Azhar tempo dulu hanya berlandaskan pada empat itu saja, tidak seperti Al Azhar sekarang yang bermadzhab delapan alias jika empat madzhab tersebut dirasa tidak cukup maka boleh mengambil hukum dari empat madzhab lain tentunya yang sudah ditentukan.

Mari kita qiyaskan dengan apa yang ada di sekitar kita.

MAK Al Hikmah 2 Benda, apakah MAK sekarang masih sama dengan MAK tempo dulu? Saya yakin tidak. Apalagi saya sendiri melihat perkembangan MAK dari tahun ke tahun selama tujuh tahun. Tapi apakah citra ke-MAK-annya itu hilang? Tidak, sama sekali tidak.

Pon. Pes. Al Hikmah 2 Benda, apakah masih sama dengan Al Hikmah 2 tujuh tahun lalu? Saya rasa tidak. Atmosfir mungkin sudah berbeda tapi selama kita masih menghirup oksigen di dalamnya lalu apa salahnya?

Sekarang jika Al Azhar masih sama dengan Al Azhar sebelum-sebelumnya, apakah Al Azhar masih bisa survive, masih bisa menaungi umat islam yang ada di dunia ini seiring berkembangnya zaman? Coba difikir ulang.

Al Azhar mengambil empat madzhab lain itu bukan berarti Al Azhar keluar dari para ulama madzhab / mujtahid yang kepintaran jauh luar biasa dibandingkan ulama zaman sekarang, tidak! Al Azhar hanya menemukan persoalan di era modern ini yang mana jika hanya masih bermadzab empat itu saja maka akan ditemukan kesukaran untuk memecahkannya. Bukan berarti Al Azhar menggampangkan dalam berfatwa atau dalam pengambilan dalil. Al Azhar pun tidak ingin jika harus keluar dari empat madzhab yang muttafaq ‘alaihi, tapi jika memang urgent dan diperlukan, apakah harus memaksa? Justru jika memaksa maka akan salah dalam berfatwa atau pengambilan hukum itu.

Pihak yang mengatakan seperti itu pada Al Azhar merupakan lembaga yang sangat berpegang teguh dengan satu madzhab tapi tidak menutup kemungkinan untuk mengambil dalil dari tiga madzhab lain. Saya sendiri pun tidak menyalahkannya, justru membenarkannya, Al Azhar pun mengambil langkah yang sama, hanya saja Al Azhar lebih sedikit melebarkan sayapnya karena memang urgent dan itu yang mereka tidak bisa terima. Mungkin karena permasalahan agama yang mereka hadapi baru lah sedikit atau mereka belum baca banyak buku, saya pun tak tahu.

Tapi jika Al Azhar mengutus utusan dan pihak lain pun melakukan hal yang sama pada suatu umat non-muslim untuk berdakwah, saya yakin Al Azhar akan menang banyak. Tapi bisa jadi tidak, karena mungkin manhaj Al Azharnya sudah benar namun akhlak dari da’i tersebut tidak seperti yang islam ajarkan. Karena Rasulullah saw diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak dan barangsiapa yang mengunggulimu dalam hal akhlak, ia mengunggulimu dalam hal agama.

Saya tegaskan sekali lagi, saya tidak fanatik, saya pun membenarkan apa yang mereka jalani kecuali yang menurut saya salah. Saya hanya membela tempat dimana saya dibesarkan karena menurut saya perlu dibela, jika Al Azhar salah pun maka saya akan lepas tangan karena bukan level saya untuk men-judge lembaga sebesar Al Azhar. Saya pun diatas tidak sedang menyalahkan lembaga yang bersangkutan, saya hanya tidak sependapat dengan salah seorang peserta didiknya yang mengutarakan pendapat itu.

Sekian, mohon maaf jika ada salah, mohon pembenarannya, karena kebenaran hanya milik Allah swt semata, kita hanya dipersilahkan dan dipermainkan untuk memainkan peran kita dan menjalani skenario yang telah Ia tetapkan. Akhir kalam, wassalamu’alaikum.

Numpang Curhat – Cacatnya Pengarang Kitab (Kacamata Saya)

Jadi ada suatu statement yang menjelaskan suatu materi yang mana seharusnya pengarang menuliskan contohnya namun tidak, justru menambahkan footnote bahwa contohnya sudah disebutkan di bab ini -mudahnya-.
Dalam hati saya membatin “Yaelah buu bu, ya enak kalo babnya satu bab persis sebelum bab ini, nyatanya udah kelewat satu bab lain, dan dari masing-masing bab pembahasan dan contohnya gak cuma satu dua, tapi seabreg. Gimana saya carinya?”

Sisi lain, pengarang kitab menuntut kita agar kita detail dalam membaca dan masih bersambung memahami dari bab ke bab, karena mereka semua itu saling berkesinambungan.

Tapi yang bikin saya tergelitik adalah panjang footnote-nya gak lebih pendek dari contoh yang seharusnya dituliskan. Kenapa gak elu tulis aja contohnya, atau copast kek? hehe.

Maaf kalo bahasanya kurang santun (tanpa mengurangi rasa ta’dzim saya terhadap ulama dan pengarang kitab), biar enak dibaca dan cuma sekedar hiburan. Terima kasih, silakan melanjutkan aktifitasnya kembali.

Mohon jangan sampai kualat dan ilmunya gak manfaat.

Mencari Kebenaran adalah Pelajaran Hidup

Dikisahkan, suatu hari saya menyaksikan seorang teman sedang mengkritik secara terang-terangan terhadap teman lain yang gemar menonton anime. “Apa sih itu faedahnya menonton anime seperti itu? Tidak ada faedahnya sama sekali.” kira-kira seperti itu ia berkomentar. Karena saya sendiri tidak begitu maniak dengan anime, maka saya masih membiarkannya. Beberapa hari kemudian saya mendapati teman yang dulu pernah mengkritik itu kini duduk bersanding dengan teman yang gemar menonton anime yang kala itu sempat dikritiknya, sedang asyik bersama menonton anime. Saya terkekeh di dalam hati. Bahkan beberapa hari berikutnya saya masih mendapatinya tengah asyik menonton anime, bahkan sendirian tanpa ditemani oleh teman yang menggemari anime itu. Bahkan saya mendapat laporan hingga ke materi-materi yang ia sampaikan pada bimbel yang ia ampu pun, ia kerap membanding-bandingan materi-materinya dengan anime, bahkan hingga meledek anak-anak didiknya jika mereka tidak mengetahuinya.

Ok, tidak berhenti hanya sampai disini. Di lain kesempatan, saya menyaksikannya tengah mengkritik fakultas dimana saya belajar. Karena ini bukan anime, ini fakultas yang dimana saya tercatat nama saya di dalamnya, maka hati ini tidak tahu mengapa agak sedikit dongkol mendengarnya, walaupun saya sendiri tidak menyukai fakultas saya, minimalnya saya tidak pernah menjelek-jelekkan fakultas saya. “Apa sih yang dipelajari di fakultas ***? Hanya itu-itu saja. Lalu untuk apa?” kira-kira seperti itu. Beruntung, pada waktu itu ada senior fakultas saya yang tengah berada disitu. Aku perhatikan seniorku itupun kesulitan untuk menjelaskannya. Karena memang harus terjun ke dalamnya dahulu agar turut bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang lebih berpengalaman di dalamnya. Dalam hati saya membatin “Andai saja, ia berkesempatan untuk merasakan betapa maremnya berkecimpung di dunia yang seperti anime yang dulu pernah ia kritik.”. Karena saya ini anak yang lemah, yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa dibanding mereka-mereka, senior-senior dan junior-junior saya (majas litotes), maka alangkah lebih tenangnya jika saya hanya memendamnya di dalam hati.

Maka jangan salahkan Tuhan jika Ia menganugerahkan saya keahlian dalam menulis dan merangkai kata untuk mengekspresikan kata hati saya. Banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari tulisan-tulisan saya. Lebih banyak makna tersirat dalam bahasa tubuh saya dibanding makna tersurat. Lebih banyak kata-kata yang saya torehkan dalam tinta daripada kata-kata yang saya lontarkan melalui lidah. Lebih banyak gagasan-gagasan dalam otak saya yang berseliweran daripada gagasan-gagasan yang saya untai dalam bentuk paragraf. Yang masih saya cari tahu kebenarannya, yang tidak tahu sampai kapan akan saya kubur lalu saya taburkan pada dunia. Untuk menjadi seperti saya, maka langkah yang harus ditempuh adalah menggunakan seluruh indera yang sudah Allah swt berikan kepada kita termasuk indera perasa, bukan lidah, melainkan hati. Untuk lidah, persedikitkan penggunaannya. Mata untuk MELIHAT, telinga untuk MENDENGAR, lidah untuk BERKALAM dan hati untuk MERASA. Mari menyelam bersama saya, tapi saya yakin anda tidak akan menyukainya. Jangankan suka, berkendakpun segan. Karena anda sekalian akan dirundung kesedihan yang tiada berujung. Kritik saya secara bijak, maka akan saya pertimbangkan, jika tidak maka akan saya abaikan.

Muhammad Fadhlurrohman Suwondo Renggan Dirjo

Mereka Para Penghuni Langit yang Berada di Bumi

Hati adalah pusat pikiran. Begitu al-Quran menyebutkan. Semakin bersih hati, semakin jernih pula pikiran. Orang yang hidup dengan hati tidak layak untuk hidup di dunia. Mereka tidak seharusnya bertemankan manusia, melainkan malaikat. Mereka akan terlihat bodoh jika mereka berada di dunia. Karena mereka lebih memlih untuk mengalah daripada menyakiti hati orang lain. Namun terkadang orang yang sedang dijaga hatinya itu tidak menyadarinya justru membodoh-bodohinya. Tapi apakah mereka tahu bahwa mereka para pengendali hati sebenarnya bisa melawan namun lebih memilih untuk menahan? Tapi apakah mereka para penghuni bumi tahu, bahwa merekalah sebenarnya yang terlihat sangat bodoh di hadapan para penghuni langit? Sayangnya, mereka tidak mengetahuinya. Sehingga kebatilanlah, permusuhanlah, keegoisanlah, kesombonganlah yang mereka junjung tinggi-tinggi dan mereka unggul-unggulkan. Mereka membuat sesuatu yang berwarna putih menjadi kelabu, sehingga sukar untuk dimengerti. Memang benar manusia adalah makhluk paling hebat, tapi kosong. Setankah dia atau malaikatkah? Namun yang sering terjadi malaikat tak memliki kawan, sedangkan setan menariknya untuk menjadi bagiannya. Hingga akhirnya ajal menghampiri, baru akhirnya mereka menyadari.

Isi Hati Seorang Lelaki, Benar Tidak sih?

Kalian tahu mengapa anak orang kaya takut menyukai wanita yang glamor padahal luxurius itu indah? Karena yang kaya itu orang tuanya, anaknya belum terjamin akan sekaya orang tuanya.

Lelaki lebih memilih wanita yang nurut, dengan begitu ia akan membuat wanitanya terlihat menarik hanya untuk disantap oleh kedua matanya.

Untuk apa wanita itu kita nikahi jika indah menurut orang lain, namun tidak untuk kita, apalagi jika cantiknya bisa dinikmati oleh khalayak. Cemburu rasa ini.

Sebenarnya yang dicari seorang lelaki adalah kesetiaan wanitanya, tetapi lelaki juga kudu sadar diri jika ingin wanitanya setia maka harus ada upayanya.

Saling memahami dan mendukung sebenarnya itu kuncinya. Perlakukanlah wanita selayaknya, begitu pula sebaliknya.

Di akhir cerita lelaki baik akan bersanding dengan wanita baik, begitu pula sebaliknya.

Lindungi Aku dari Kesemrawutan Dunia

Tolong kembalikan aku yang dulu; yg lembut perangainya; yg manis senyum bibirnya; yg sering tersakiti; yg mudah menangis; yg berhati-hati dalam bertindak; yg lebih memilih diam drpd berkata-kata; yg tahu sopan santun; yg ingin orang lain bahagia; yg tdk mengapa jika rugi; yg mudah tersenyum; yang tdk plin-plan dlm berteman; yg sayang dg yg lbh muda; yg ta’dzim dg yg lbh tua; yg selalu menanyakan kabar teman; yg merasa tabu mengucapkan kata kotor; yg selalu ingin menjadi bagian penting dlm hidup mereka; yg mudah cemburu; yg mudah tersentuh, yg penyayang; yg dermawan; yg tdk pelit; yg tumbuh dg didikan ayahnya; yg penurut; yg penyabar; yg ingin berjuang dan berhasil bersama; yg selalu butuh bantuan orang; yg selalu dimanfaatkan; yg selalu kecewa; yg selalu menjadi pelampiasan; yg selalu menyapa orang; yg selalu mengucapkan salam meskipun tak dibalas; rasanya aku menyesal telah menyesuaikan dunia, dunia itu mensetankan manusia, aku kira dulu aku berbeda karena aku salah, sekarang aku telah menjadi sama dg mereka dan aku menyadari ternyata merekalah yang salah dan aku dulu itu yg benar, sial aku telah terjerumus dg tipu muslihat mereka, mereka fatamorgana, mereka sakit, mereka telah dirasuki setan, mereka telah menjadi teman setan, mereka telah mendekatiku agar menjadi teman mereka dan menjadi persis seperti mereka, mereka mencari kawan agar supaya menemani mereka di neraka, mereka merubah malaikat menjadi iblis, mereka tak ingin rugi, mereka selalu berkedok manusia, mereka hanya mencari ketenaran, mereka mengejar dunia, mereka melupakan akhirat, aku tak mau menjadi bagian dr mereka, tolong kembalikan diriku yang lalu, diriku yg lugu di masa kecilku, aku menyesal mengenal dunia, aku kepayahan mengurusinya, aku banyak pikiran karenanya, aku tak punya tujuan dengannya.
___________________________
Maaf tdk ada maksud utk menyinggung siapapun dan sungguh tdk ditujukan utk suatu kelompok manapun, jika tersinggung maka benahilah diri, jika tidak maka selamat menyertai kalian, ingatkan aku jika aku salah, mari berjuang bersama-sama agar kita bisa meraih tujuan satu kita, jannah.

Setiap Orang itu Istimewa

Jangan remehkan mahasiswa predikat c, itu tandanya ia mempelajari lebih dari sekedar materi kuliah. • jangan remehkan mahasiswa salah jurusan, itu tandanya ia mahir lebih dari satu bidang. • jangan remehkan aku sekarang, karena aku tidak pernah meremehkanmu bahkan ketika kamu dalam keadaan sulit sekalipun.

Pada intinya jangan pernah meremehkan apapun dan siapapun, karena setiap pribadi mempunyai warna diri yang berbeda.

Hari ini mungkin kita tidak membutuhkan mereka, tapi mungkin suatu saat kita menjadi pegawai di perusahaannya.

Tetaplah rendah hati, selalu mawas diri dan apresiasi mereka yang berprestasi karena kita tidak bisa mendapatkan apa yang mereka peroleh.

Tapi tetaplah percaya diri, karena mereka pun belum tentu bisa menjadi seperti apa kita sekarang.

Ingat, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau.

Orang lain di tempat lain menginginkan posisi kita sekarang.

Bunga mekar bukan karena ingin bersaing dengan bunga lain.

Dan orang yang lebih banyak menelan pil pahitlah, yang lebih mengerti akan arti kehidupan.

Sekolah bukan suatu jaminan kita lebih cerdas, lebih berbudi luhur dan akan sukses nantinya.

Dan mahasiswa tingkat akhir sekalipun belum tentu bisa berfikir seperti mahasiswa tingkat dua ini.

Saya hebat, anda hebat, kalian hebat dan semua orang hebat.

Beri tepuk tangan untuk kita semua.

Kita ini makhluk yang hebat, maka bersyukurlah pada Dzat yang menciptakan kita.

Allah.

Karena tanpa rahmat dan hidayah-Nya, apa kita?

Terakhir, ‘Hati’ adalah cerminan akan kearifan seseorang, semakin suci hatinya, semakin arif pula ia. Tidak percaya? Silakan buktikan.

Bahkan di umur yang masih muda ini pun, saya sudah merasa bosan dengan kehidupan yang begitu-begitu saja.

Berencana – Berproses – Berprestasi.

Lalu apa semua itu? Rasanya sama saja, hanya perannya saja yang berbeda.

Karena jika diamati, kita ini sedang terlena, kita ini lupa dunia itu sementara. Banyak rasa namun sejatinya getir.

Manusia hanya menginginkan apa yang terbaik bagi dirinya, bahkan presiden sekalipun, ia baik terhadap umat karena ia butuh mereka, tanpa mereka apa dia? MF

Follow my ig : @mhmmdfdhlrrhmn

Semu

Jika dipikir, semua orang di dunia ini hanya berfokus pada panggung sandiwara yang sedang mereka pijak saat ini. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kejayaan di dunia ini. Mereka bersikeras untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan manusia lain di dunia ini. Mereka ingin terlihat berkilau, mereka ingin semua orang memandangnya begitu silau, sehingga mereka lupa untuk apa mereka diciptakan di dunia ini. Mereka telah tertipu dengan gemerlap dunia. Memang benar jika kita diharuskan mengimbangi antara dunia dan akhirat kita. Namun, apakah mungkin orang yang sedang berada di puncak-puncaknya mengingat akan Allah? Hanya sedikit sekali yang seperti itu. Maka seyogyanya ketika kita ingin mencapai sesuatu, kita harus menyusun batu bata impian kita berlandaskan Allah semata. Sehingga ketika batu bata itu sudah tersusun rapi, kita tidak akan lupa bersama siapa kita berjuang. Dan seyogyanya ketika kita bertekad untuk membangun sebuah mimpi, kita jadikan Allah sebagai motivasi pembangunan kita. Sehingga ketika kita sudah memiliki segala apa yang kita inginkan, kita akan berfikir apakah semua yang kita impikan selama ini Allah meridhainya atau tidak, dan akhirnya kita akan tersadar bahwa ternyata apa yang selama kita kejar selama ini hanyalah bayangan semu semata. Bangunan yang kita bangun begitu lamanya, akan bisa Allah hancurkan dalam sekejap, lalu apa yang akan kita miliki setelah itu? Nothing. Tapi tenanglah wahai kawan, jika segala sesuatu yang kita inginkan, yang kita perjuangkan dan kita peroleh itu kita hadiahkan untuk Allah SWT, maka segala sesuatu yang kita miliki walaupun bersifat duniawi tapi akan berbentuk suatu ibadah, suatu pengabdian kepada Allah SWT Yang Maha Kekal. Kita mencintai teman kita, people come and go guys! Kita mencintai pacara kita, karena ada maunya kan? Gak mungkin gak ada maunya. Kita mencintai orang tua kita yang kita tahu, semua orang tahu cinta mereka adalah cinta yang kekal, namun apa daya jika orang tua kita tidak bisa menuntun kita pada jalan Allah, atau bahkan kita yang tidak bisa menolong meraka di akhirat nanti. Segala sesuatu di dunia ini hanya Allah yang bisa berkehendak, bahkan Nabi pun ketika menginginkan keluarganya yang kafir agar masuk surga, Allah menolaknya. Jadi, mulai sekarang mari kita pikir kembali, apakah sebuah perencanaan yang kita buat, suatu proses yang sedang kita kerjakan dan sebuah hasil yang sudah kita peroleh itu bisa meningkatkan takwa kita pada Allah atau tidak, jika tidak maka selipkan Allah di dalamnya, walaupun tanpa Allah minta, walaupun tanpa kau berbuat Allah ikut andil di segala perbuatanmu, ingatkah Allah lah yang menciptakanmu. Apakah kau lupa jika Mark Zuckerberg bisa mengatur segala apa yang ada di fb karena ia adalah penciptanya, lalu bagaimana dengan Allah yang menciptakan si pencipta itu? Allah mungkin saja membuat bangkrut Mark, tapi Allah tidak. Allah uji Mark, Allah uji kita apakah kita mensyukuri nikmat Allah, apakah kita ingat Allah, atau justru kita habis manis sepah dibuang. Tahu sendiri kan, bisa rasain sendiri kan gimana sakitnya dikhianatin seseorang. Mengkhianati anak raja pun kau tak berani, ini mau mengkhianati Allah, hallo siapa kamu? Dan ketika kita sedang dalam keadaan genting, akan kah kita putus asa dan lupa bahwa ada Allah yang sedang tersenyum kepada kita? Menaruh harapan begitu besar pada hambanya yang hampir putus asa itu ketika tak ada seorang hambapun yang mempercayainya. Hati memang samar, kadang masih ada yang berkedok mengatasnamakan agama namun sejatinya yang ia cari hanyalah ketenaran, hanyalah pengakuan dari orang-orang. janganlah kita menghakimi jika tidak tahu, sekalipun tahu tidak ada gunanya juga untuk menghakimi, begitulah manusia penuh salah dan dosa, maka harap maklumnya, lalu kita melihat ke diri kita, apakah kita sudah sempurna? Jangan-jangan hanya karena kita berbeda dosa saja dengan mereka. Selalulah berfikir positif, dan selalu tanamkan dalam hati, manusia memang begitu, dan ketika kau telah mendapati bahwa dunia itu terlaknat, maka berlarilah pada Allah, maka ndusel-ndusellah ke pelukan Allah, saya jamin pelukan Allah lebih hangat dari pelukan ibu. Namun, bukan berarti kita melupakan ibu dan ayah kita, berbakti dan menyayangi orang tua kita, menuntun mereka jika mereka salah juga merupakan suatu perkara yang Allah perintahkan pada kita. Ingatlah segala ilmu yang ada di dunia itu kembali pada Allah, ingat kembali siapa yang Allah percayai sehingga Ia mengutusnya. Ingat kembali mukjizat apa yang Allah kekalkan, sehingga umat kita yang tuyingen di zaman atau abad apa ini pun masih belum tersesat. Banyaklah bersyukur kita masih diberi hidayah, banyaklah bersyukur kita masih bisa merasa berdosa. Jangan sampai hati kita keras. Selalu mintalah agar kita masih dan selalu dalam kedaan beriman pada Allah untuk saat ini dan ketika menjelang ajal nanti. Marilah bersaing dalam ketaatan, jika tidak bisa bersaing dengan orang alim dalam hal ketaatan, maka bersainglah dengan mereka si pendosa dalam beristighfar. Jangan bersaing dengan orang bodoh dalam hal dunia, boleh kita mengejar dunia namun taruhlah dalam genggaman tangan, dan akhirat dalam hati. Islam itu agama yang sempurna, umat-umat nabi bahkan pengikut-pengikutnya menginginkan menjadi umat Rasulullah saw. Pelajari ilmu agama disamping kita mempelajari ilmu dunia. Sekian, wassalamu’alaikum wr wb.

Sanggahan terhadap Isu Konyol yang Beredar Setelah Rupiah Baru Diluncurkan

Artikel ini yang saya kemas dalam bentuk beberapa poin berikut sebenarnya bukan hasil dari buah pikir saya, namun rangkuman sumber data yang saya peroleh darinya itu berbentuk audio visual, maka dengan berbangga hati saya menerjemahkannya ke dalam bentuk sebuah tulisan yang saya muat dengan menggunakan bahasa saya sendiri, check it out!

Berikut adalah isu-isu yang beredar setelah rupiah baru diluncurkan:

1. Cinaisasi, karena mirip yuan.
“Jangan-jangan kita juga terkena.”
Begitulah kira-kira tanggapan mereka.
Dan sanggahannya adalah bahwasannya uang kertas yang bentuknya menyerupai rupiah itu bukan hanya yuan, mata uang Cina, akan tetapi uang kertas Kanada, Australia, Filipina dan Malaysia juga ternyata sekilas jika dipandang juga mirip kok.

2. Cut Meutia kagak pake jilbab. (Jilbab UIN bu? Haha..)
Ini nih yang katanya Warga Aceh menolaknya dan memprotes pemerintah untuk menggantinya dengan gambar yang sedang mengenakan jilbab. Ya, bukannya apa sih, ya walaupun gue juga sebenernya lebih ngedukung yang pake jilbab, tapi kan halo guys kita itu tibggal di negara Indonesia yang lu semua tau sendiri kan gimana bejibunnya agama, bahasa dan budaya. Apalagi motto negara kita kan “Bhinneka Tunggal Ika”, berbeda-beda namun tetap satu jua. Jadi lebih rasionalistik sedikit yah, ya bawa agama boleh tapi kita kan lagi tinggal di negara Indonesia, bukan negara agama. Maka junjunglah rasa nasionalisme bukan fanatisme dengan agama. Oh ya satu lagi, tepat setelah isu yang ini beredar setelah di googling juga ternyata kagak ada tuh foto Cut Meutia yang pake jilb*b, eh jilbab maksud saya. Yuk, lanjut!

3. Ada lambang PKI.
“Bahaya PKI hidup kembali!”
Halo, wahai bapak-bapak dan ibu-ibu yang terhormat, itu namanya “rectoverso”, biar gak dipalsuin.
Itu lambang Bank Indonesia, tanda kalo uang kertas itu rupiah bukan rupe atau apa yang lain haha, geneh mungkin (pounds Mesir maksud saya).

4. Pahlawan Kafir.
“Luar biasa negeri yg mayoritas islam ini. Dari ratusan pahlawan, terpilih 5 dari 11 adalah pahlawan kafir. #lelah”
Begitu kicauan Dwi Estiningsih di twitternya, dengan akun @estiningsihdwi.
Halo jeng, asal elu tau ye, kafir-kafir ini nih yang bikin kita merdeka, soalnya gak semua muslim itu berbakat, dan kalaupun berbakat gak semuanya seberani mereka. Aduh, gue kalo dari segi tasawuf udah didepak nih dari sono, ampun ya mbah ini demi hubbul wathon, hubbul wathon kan juga dari iman, saya beriman kok mbah haha. Oh ya lanjut, harusnya mereka biarin aja yah kita dijajah kalao tau hasilnya nanti akan seperti ini haha, tapi gal, mereka tetep cinta tanah air dan menginginkan kebebasan untuk mereka semua warga Indonesia, bukan kaum dari agama mereka. Ingat itu!

Oh ya, ini cuma sarkasme. kali-kali ada yang gagal paham.
Sumber: Sisi Lain melalui page facebook KataKita.
Sekian, terima kasih! wassalamu’alaikum wr wb.

Cewek Mesir

You know lah.

FB_IMG_1461684695072

Aih, jangan kira gampang minta foto ama cwek penduduk lokal. Susah tao! Pokoknya tuh kaya udah ada di mind-set para perempuan di negeri ini, kalo ada ajnabiy yang ngajak ngobrol de el el, udah kagak usah direwes. Kaya udah dari kecil mereka udah didoktrin sama ortunya. Bagus memang.

Duduk sampingan ama cwok dalem bis aja mereka kagak mao, kecuali kalo terpaksa. Ya bener lah, daripada bediri capek goblog! Apalagi sopirnya udah kaya setan aja, main ngebut njrit!

Jangan ngarep dapet foto apalagi nomer handphone dari yang udah a be ge, dari yang anak kecil aja mpot-mpotan mintanya, kudu ngerayu pake beribu bahasa, baru mau.

Ini nih tumben banget mau, mungkin karena lagi nggak sama ortunya, kalo ada udah digampar gua, wkwk.

Kalo lo mau ngajak ngobrol sama cwek sini, nunggu dia kempot eh gak bakal kempot, nunggu gembrot maksud gua, kalo udah jadi ibuk-ibuk atao nini-nini baru lu bisa ngobrol atao curhat apa kek ama tuh cwek, huaha.

Udah, jangan bandingin ama cwek di negeri mana gue berasal, kagak ada apenye, jaoh, jaoh banget malah.

Maap niye. Cantik mah kagak, maksud gue kalo dibandingin ama cwek sini, mur*h mah iya.

Ada cwok retweet aja udah gelagepan. Dia sangka laku kali yak, wkwk.

Udah nih yah para cwek yang ada di negeri dimana gue berasal, jadi cwek tuh kaya bunga mawar yang ada di jurang, indah dilihat susah digapai, kecuali oleh orang yang serius untuk memetikmu, garis bawahi! SERIUS untuk meminangmu. Sekian!

#inforingan