A Short Love Story – First Sight

Matanya begitu indah. Terlalu indah untuk anak seusianya. Awalnya aku kira hanya bocah biasa. Namun akan sangat menyesal aku jika tak memandangnya kembali. Aku kira aku tak akan jatuh cinta. Karena aku yakin ia tak tertarik padaku. Ketika ku mendekatinya dan kembali menjauhinya. Oh syahdan, matanya yang indah itu mengikuti arah langkahku. Ia terus menatapku. Ku kedipkan satu mata bagian kananku padanya. Ia pun tersenyum. Aduhai, indah sekali senyumnya. Andai saja disitu tak ada seorangpun. Pasti sudah aku cumbu rayu. Oh Tuhan, siapa nama dia? Akankah kau pertemukan ku kembali dengannya? Di hari selasa sore hari. Ku pastikan ku tak bisa tidur malam hari ini. Hanya untuk membayangkannya. Wajah manis itu. Amboi. Buatlah dia selalu memikirkan diriku. Buatlah dia ingin selalu bertemu denganku. Buatlah dia mencari tahu keberadaanku. Dan jangan lupa untuk mempertemukan kami kembali di tempat yang sepi, yang hanya ada aku dan dia.

Uus vs Pihak Habib Rizieq, Mana yang Benar? Entahlah.

Menanggapi soal Uus yang diboikot di acara-acara di televisi karena menghina Habib Rizieq.
Untuk Uus yang menghina walaupun mungkin bertujuan untuk lawakan itu buruk, dan yang menanggapinya dengan sikap marah terhadap Uus atau bahkan ikut menghina Habib Rizieq walaupun mungkin bertujuan untuk hiburan pun itu buruk.
Jadi kesimpulannya, masing-masing dari kedua belah pihak merasa diri merekalah yang benar. Karena kebenaran itu samar dan sukar untuk diterka, maka alangkah lebih baiknya jika kita berdiam diri saja, itu jalan yang paling aman. Namun tetap, menegakkan kebenaran itu harus diperjuangkan. Nah, sekarang seperti apakah kebenaran itu? Apakah langkah yang kita ambil itu sudah benar? Darimana kita dapat mengetahuinya? Allahu a’lam. Selalu melalui jalan islamlah itu yang benar. Jika Rasulullah mengajarkan kita untuk tidak menghina orang lain, maka menghina orang lain itu buruk. Jika Rasulullah pernah tidak marah ketika diri beliau dihina, maka atas dasar apa kita melakukan yang berlawanan dengannya?
Yang menurut kita salah, mari kita benarkan dengan berbagai cara agar kian lurus, tentu saja dengan cara yang sesuai dengan kondisi sang objek, mulai dari cara yang halus lalu jika tidak mempan maka barulah dengan cara yang kasar. Namun, harus siap dengan segala resikonya, segala sesuatu menuai resiko, semakin besar langkah yang diambil, maka semakin besar pula resikonya. Namun, dunia ini membutuhkan para pendobrak yang nekat, yang siap dengan segala resiko besar yang menimpanya. Namun sekali lagi, yang bodohlah yang berani tampil percaya diri dan yang pintar masih terus berpikir mana yang benar dan mana yang salah sehingga lebih memilih untuk diam. Jangan pernah takit ada yang membenci kita jika dirasa itu benar, dan semua yang benar ya yang sesuai dengan ajaran agama islam, bukan berarti saya meminta agar fanatik dengan agama, karena fanatik dengan agamapun tidak dianjurkan oleh gama islam sendiri, lalu untuk apa jika saya fanatik? Lakukanlah untuk kebaikan diri sendiri dahulu, jika sudah merasa cukup maka merambatlah ke orang lain. Ubahlah diri sendiri dahulu. Karena musykilahnya yaitu manusia ingin membenahi dunia namun dirinya saja bekum dibenahi, jadi ancur dunia. Orang belum bener pgn ngebenerin dunia, ya tanggung saja resikonya. Orang benar saja masih saja ada yang menentang, bagaimana dengan yang tidak? Tapi tak mengapa, karena dunia ini butuh mereka yang percaya diri, maka tampilah, karena saya tahu ada kebaikan di setiap keburukan. Mari belajar mengetahui kebaikan bersama saya dengan cara tidak mudah menyalahkan orang lain. Jangan sampai menyakiti hati orang lain itu kuncinya agar bisa diterima di semua kalangan.

Lindungi Aku dari Kesemrawutan Dunia

Tolong kembalikan aku yang dulu; yg lembut perangainya; yg manis senyum bibirnya; yg sering tersakiti; yg mudah menangis; yg berhati-hati dalam bertindak; yg lebih memilih diam drpd berkata-kata; yg tahu sopan santun; yg ingin orang lain bahagia; yg tdk mengapa jika rugi; yg mudah tersenyum; yang tdk plin-plan dlm berteman; yg sayang dg yg lbh muda; yg ta’dzim dg yg lbh tua; yg selalu menanyakan kabar teman; yg merasa tabu mengucapkan kata kotor; yg selalu ingin menjadi bagian penting dlm hidup mereka; yg mudah cemburu; yg mudah tersentuh, yg penyayang; yg dermawan; yg tdk pelit; yg tumbuh dg didikan ayahnya; yg penurut; yg penyabar; yg ingin berjuang dan berhasil bersama; yg selalu butuh bantuan orang; yg selalu dimanfaatkan; yg selalu kecewa; yg selalu menjadi pelampiasan; yg selalu menyapa orang; yg selalu mengucapkan salam meskipun tak dibalas; rasanya aku menyesal telah menyesuaikan dunia, dunia itu mensetankan manusia, aku kira dulu aku berbeda karena aku salah, sekarang aku telah menjadi sama dg mereka dan aku menyadari ternyata merekalah yang salah dan aku dulu itu yg benar, sial aku telah terjerumus dg tipu muslihat mereka, mereka fatamorgana, mereka sakit, mereka telah dirasuki setan, mereka telah menjadi teman setan, mereka telah mendekatiku agar menjadi teman mereka dan menjadi persis seperti mereka, mereka mencari kawan agar supaya menemani mereka di neraka, mereka merubah malaikat menjadi iblis, mereka tak ingin rugi, mereka selalu berkedok manusia, mereka hanya mencari ketenaran, mereka mengejar dunia, mereka melupakan akhirat, aku tak mau menjadi bagian dr mereka, tolong kembalikan diriku yang lalu, diriku yg lugu di masa kecilku, aku menyesal mengenal dunia, aku kepayahan mengurusinya, aku banyak pikiran karenanya, aku tak punya tujuan dengannya.
___________________________
Maaf tdk ada maksud utk menyinggung siapapun dan sungguh tdk ditujukan utk suatu kelompok manapun, jika tersinggung maka benahilah diri, jika tidak maka selamat menyertai kalian, ingatkan aku jika aku salah, mari berjuang bersama-sama agar kita bisa meraih tujuan satu kita, jannah.

A Letter from Unicorn

People are full of sh*t. They lie about themselves to make everybody like ‘em. They make a wonderful story and say that it belongs to ‘em, to make everybody say ‘wow’ to ‘em. They just want to talk ‘bout themselves and don’t want to listen to each other’s story. Simply, they just want to be heard, but don’t want to do it back. They laugh for no reason to make their people stay. They pretend to be kind to the rich people in order to keep getting cash. They lick. Ew, so disgusting. They say ‘study ‘bout religion’ but they forget their God and impress His creatures. They pray to God to get creatures’ attention. Why don’t they at least smile at the people to get Allah’s attention. Most of people say ‘hello’ to the others to get their approval. Wtf! They do whatever they want to their friends, but don’t want to be treated as they do to them. Ew, human. I have so many stories ‘bout you and I always know what path you are going to pass through. It’s an old song. But I just smile and it makes me satisfied enough.

Galau Lagi

Ku ingin kau bahagia. Akupun ingin bahagia. Namun aku tak bisa jika bukan karenamu. Kau penguasa hidupku. Kau pengendali perasaanku. Hidupkan aku atau matikan saja aku. Aku hancur karena kau telantarkan. Mengapa kau begitu kikir untuk membagi cintamu padaku. Hanya itu yang tidak aku miliki. Hanya itu yang aku cari di tempat orang berjualan namun tidak juga aku jumpai. Jadi tolong, aku tidak mau mengemis cinta. Aku hanya ingin kau tahu aku sangat menyayangimu dan selalu merindukanmu. Salam rindu dariku untukmu, pujaan hatiku. Kenangku selalu, datanglah padaku jika kau mau. Ku tau aku bukan bahagiamu. Tapi aku mohon bahagiakanlah diriku yang rapuh ini, yang tidak mengharap apapun kecuali perhatianmu. Perhatianmu sungguh! Aku lelah kau permainkan, aku lelah kau masih seperti anak kecil, aku terlalu bodoh untuk masih tetap mencintaimu padahal kau terlalu kejam untuk terus menyakitiku. Sadarlah kamu! Aku tak ingin mati dalam duka. Aku tak ingin mati tanpa dekapanmu. Aku tak ingin mati jika itu bukan karenamu. Aku sungguhan. Aku tak bercanda. Bagian mana yang kau anggap bercanda? Senyumku? Itu palsu jika masih kau sakiti aku. Bersamamu aku tenang. Bersamamu aku ringan. Bersamamu aku rasa miliki dunia dan seisinya. Bersamamu aku merasa menjadi makhluk yang paling sempurna seutuhnya. Aku boleh kehilangan orang yang aku cinta, namun tahukah engkau, jika kau mengabaikanku kau kehilangan orang yang mencintaimu. Aku benci kamu bukan karena apa, itu semua karena kau selalu sakiti aku. Aku rindukanmu dan aku tak tau mengapa itu bisa terjadi, apa alasannya pun aku tak tahu. Semua itu tak nampak, semua itu abstrak. Cinta memang abstrak, tak nyata dan buta. Maka tuntunlah aku dengan cintamu. Aku mohon biarkan aku merasakan bosan akan cintamu. Karena kau tau itu tak akan terjadi. Aku makhluk menyedihkan. Aku burung yang lupa caranya terbang. Aku serpihan kayu. Aku butiran debu. Aku, kamu.

Setiap Orang itu Istimewa

Jangan remehkan mahasiswa predikat c, itu tandanya ia mempelajari lebih dari sekedar materi kuliah. • jangan remehkan mahasiswa salah jurusan, itu tandanya ia mahir lebih dari satu bidang. • jangan remehkan aku sekarang, karena aku tidak pernah meremehkanmu bahkan ketika kamu dalam keadaan sulit sekalipun.

Pada intinya jangan pernah meremehkan apapun dan siapapun, karena setiap pribadi mempunyai warna diri yang berbeda.

Hari ini mungkin kita tidak membutuhkan mereka, tapi mungkin suatu saat kita menjadi pegawai di perusahaannya.

Tetaplah rendah hati, selalu mawas diri dan apresiasi mereka yang berprestasi karena kita tidak bisa mendapatkan apa yang mereka peroleh.

Tapi tetaplah percaya diri, karena mereka pun belum tentu bisa menjadi seperti apa kita sekarang.

Ingat, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau.

Orang lain di tempat lain menginginkan posisi kita sekarang.

Bunga mekar bukan karena ingin bersaing dengan bunga lain.

Dan orang yang lebih banyak menelan pil pahitlah, yang lebih mengerti akan arti kehidupan.

Sekolah bukan suatu jaminan kita lebih cerdas, lebih berbudi luhur dan akan sukses nantinya.

Dan mahasiswa tingkat akhir sekalipun belum tentu bisa berfikir seperti mahasiswa tingkat dua ini.

Saya hebat, anda hebat, kalian hebat dan semua orang hebat.

Beri tepuk tangan untuk kita semua.

Kita ini makhluk yang hebat, maka bersyukurlah pada Dzat yang menciptakan kita.

Allah.

Karena tanpa rahmat dan hidayah-Nya, apa kita?

Terakhir, ‘Hati’ adalah cerminan akan kearifan seseorang, semakin suci hatinya, semakin arif pula ia. Tidak percaya? Silakan buktikan.

Bahkan di umur yang masih muda ini pun, saya sudah merasa bosan dengan kehidupan yang begitu-begitu saja.

Berencana – Berproses – Berprestasi.

Lalu apa semua itu? Rasanya sama saja, hanya perannya saja yang berbeda.

Karena jika diamati, kita ini sedang terlena, kita ini lupa dunia itu sementara. Banyak rasa namun sejatinya getir.

Manusia hanya menginginkan apa yang terbaik bagi dirinya, bahkan presiden sekalipun, ia baik terhadap umat karena ia butuh mereka, tanpa mereka apa dia? MF

Follow my ig : @mhmmdfdhlrrhmn

Semu

Jika dipikir, semua orang di dunia ini hanya berfokus pada panggung sandiwara yang sedang mereka pijak saat ini. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kejayaan di dunia ini. Mereka bersikeras untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan manusia lain di dunia ini. Mereka ingin terlihat berkilau, mereka ingin semua orang memandangnya begitu silau, sehingga mereka lupa untuk apa mereka diciptakan di dunia ini. Mereka telah tertipu dengan gemerlap dunia. Memang benar jika kita diharuskan mengimbangi antara dunia dan akhirat kita. Namun, apakah mungkin orang yang sedang berada di puncak-puncaknya mengingat akan Allah? Hanya sedikit sekali yang seperti itu. Maka seyogyanya ketika kita ingin mencapai sesuatu, kita harus menyusun batu bata impian kita berlandaskan Allah semata. Sehingga ketika batu bata itu sudah tersusun rapi, kita tidak akan lupa bersama siapa kita berjuang. Dan seyogyanya ketika kita bertekad untuk membangun sebuah mimpi, kita jadikan Allah sebagai motivasi pembangunan kita. Sehingga ketika kita sudah memiliki segala apa yang kita inginkan, kita akan berfikir apakah semua yang kita impikan selama ini Allah meridhainya atau tidak, dan akhirnya kita akan tersadar bahwa ternyata apa yang selama kita kejar selama ini hanyalah bayangan semu semata. Bangunan yang kita bangun begitu lamanya, akan bisa Allah hancurkan dalam sekejap, lalu apa yang akan kita miliki setelah itu? Nothing. Tapi tenanglah wahai kawan, jika segala sesuatu yang kita inginkan, yang kita perjuangkan dan kita peroleh itu kita hadiahkan untuk Allah SWT, maka segala sesuatu yang kita miliki walaupun bersifat duniawi tapi akan berbentuk suatu ibadah, suatu pengabdian kepada Allah SWT Yang Maha Kekal. Kita mencintai teman kita, people come and go guys! Kita mencintai pacara kita, karena ada maunya kan? Gak mungkin gak ada maunya. Kita mencintai orang tua kita yang kita tahu, semua orang tahu cinta mereka adalah cinta yang kekal, namun apa daya jika orang tua kita tidak bisa menuntun kita pada jalan Allah, atau bahkan kita yang tidak bisa menolong meraka di akhirat nanti. Segala sesuatu di dunia ini hanya Allah yang bisa berkehendak, bahkan Nabi pun ketika menginginkan keluarganya yang kafir agar masuk surga, Allah menolaknya. Jadi, mulai sekarang mari kita pikir kembali, apakah sebuah perencanaan yang kita buat, suatu proses yang sedang kita kerjakan dan sebuah hasil yang sudah kita peroleh itu bisa meningkatkan takwa kita pada Allah atau tidak, jika tidak maka selipkan Allah di dalamnya, walaupun tanpa Allah minta, walaupun tanpa kau berbuat Allah ikut andil di segala perbuatanmu, ingatkah Allah lah yang menciptakanmu. Apakah kau lupa jika Mark Zuckerberg bisa mengatur segala apa yang ada di fb karena ia adalah penciptanya, lalu bagaimana dengan Allah yang menciptakan si pencipta itu? Allah mungkin saja membuat bangkrut Mark, tapi Allah tidak. Allah uji Mark, Allah uji kita apakah kita mensyukuri nikmat Allah, apakah kita ingat Allah, atau justru kita habis manis sepah dibuang. Tahu sendiri kan, bisa rasain sendiri kan gimana sakitnya dikhianatin seseorang. Mengkhianati anak raja pun kau tak berani, ini mau mengkhianati Allah, hallo siapa kamu? Dan ketika kita sedang dalam keadaan genting, akan kah kita putus asa dan lupa bahwa ada Allah yang sedang tersenyum kepada kita? Menaruh harapan begitu besar pada hambanya yang hampir putus asa itu ketika tak ada seorang hambapun yang mempercayainya. Hati memang samar, kadang masih ada yang berkedok mengatasnamakan agama namun sejatinya yang ia cari hanyalah ketenaran, hanyalah pengakuan dari orang-orang. janganlah kita menghakimi jika tidak tahu, sekalipun tahu tidak ada gunanya juga untuk menghakimi, begitulah manusia penuh salah dan dosa, maka harap maklumnya, lalu kita melihat ke diri kita, apakah kita sudah sempurna? Jangan-jangan hanya karena kita berbeda dosa saja dengan mereka. Selalulah berfikir positif, dan selalu tanamkan dalam hati, manusia memang begitu, dan ketika kau telah mendapati bahwa dunia itu terlaknat, maka berlarilah pada Allah, maka ndusel-ndusellah ke pelukan Allah, saya jamin pelukan Allah lebih hangat dari pelukan ibu. Namun, bukan berarti kita melupakan ibu dan ayah kita, berbakti dan menyayangi orang tua kita, menuntun mereka jika mereka salah juga merupakan suatu perkara yang Allah perintahkan pada kita. Ingatlah segala ilmu yang ada di dunia itu kembali pada Allah, ingat kembali siapa yang Allah percayai sehingga Ia mengutusnya. Ingat kembali mukjizat apa yang Allah kekalkan, sehingga umat kita yang tuyingen di zaman atau abad apa ini pun masih belum tersesat. Banyaklah bersyukur kita masih diberi hidayah, banyaklah bersyukur kita masih bisa merasa berdosa. Jangan sampai hati kita keras. Selalu mintalah agar kita masih dan selalu dalam kedaan beriman pada Allah untuk saat ini dan ketika menjelang ajal nanti. Marilah bersaing dalam ketaatan, jika tidak bisa bersaing dengan orang alim dalam hal ketaatan, maka bersainglah dengan mereka si pendosa dalam beristighfar. Jangan bersaing dengan orang bodoh dalam hal dunia, boleh kita mengejar dunia namun taruhlah dalam genggaman tangan, dan akhirat dalam hati. Islam itu agama yang sempurna, umat-umat nabi bahkan pengikut-pengikutnya menginginkan menjadi umat Rasulullah saw. Pelajari ilmu agama disamping kita mempelajari ilmu dunia. Sekian, wassalamu’alaikum wr wb.

Sanggahan terhadap Isu Konyol yang Beredar Setelah Rupiah Baru Diluncurkan

Artikel ini yang saya kemas dalam bentuk beberapa poin berikut sebenarnya bukan hasil dari buah pikir saya, namun rangkuman sumber data yang saya peroleh darinya itu berbentuk audio visual, maka dengan berbangga hati saya menerjemahkannya ke dalam bentuk sebuah tulisan yang saya muat dengan menggunakan bahasa saya sendiri, check it out!

Berikut adalah isu-isu yang beredar setelah rupiah baru diluncurkan:

1. Cinaisasi, karena mirip yuan.
“Jangan-jangan kita juga terkena.”
Begitulah kira-kira tanggapan mereka.
Dan sanggahannya adalah bahwasannya uang kertas yang bentuknya menyerupai rupiah itu bukan hanya yuan, mata uang Cina, akan tetapi uang kertas Kanada, Australia, Filipina dan Malaysia juga ternyata sekilas jika dipandang juga mirip kok.

2. Cut Meutia kagak pake jilbab. (Jilbab UIN bu? Haha..)
Ini nih yang katanya Warga Aceh menolaknya dan memprotes pemerintah untuk menggantinya dengan gambar yang sedang mengenakan jilbab. Ya, bukannya apa sih, ya walaupun gue juga sebenernya lebih ngedukung yang pake jilbab, tapi kan halo guys kita itu tibggal di negara Indonesia yang lu semua tau sendiri kan gimana bejibunnya agama, bahasa dan budaya. Apalagi motto negara kita kan “Bhinneka Tunggal Ika”, berbeda-beda namun tetap satu jua. Jadi lebih rasionalistik sedikit yah, ya bawa agama boleh tapi kita kan lagi tinggal di negara Indonesia, bukan negara agama. Maka junjunglah rasa nasionalisme bukan fanatisme dengan agama. Oh ya satu lagi, tepat setelah isu yang ini beredar setelah di googling juga ternyata kagak ada tuh foto Cut Meutia yang pake jilb*b, eh jilbab maksud saya. Yuk, lanjut!

3. Ada lambang PKI.
“Bahaya PKI hidup kembali!”
Halo, wahai bapak-bapak dan ibu-ibu yang terhormat, itu namanya “rectoverso”, biar gak dipalsuin.
Itu lambang Bank Indonesia, tanda kalo uang kertas itu rupiah bukan rupe atau apa yang lain haha, geneh mungkin (pounds Mesir maksud saya).

4. Pahlawan Kafir.
“Luar biasa negeri yg mayoritas islam ini. Dari ratusan pahlawan, terpilih 5 dari 11 adalah pahlawan kafir. #lelah”
Begitu kicauan Dwi Estiningsih di twitternya, dengan akun @estiningsihdwi.
Halo jeng, asal elu tau ye, kafir-kafir ini nih yang bikin kita merdeka, soalnya gak semua muslim itu berbakat, dan kalaupun berbakat gak semuanya seberani mereka. Aduh, gue kalo dari segi tasawuf udah didepak nih dari sono, ampun ya mbah ini demi hubbul wathon, hubbul wathon kan juga dari iman, saya beriman kok mbah haha. Oh ya lanjut, harusnya mereka biarin aja yah kita dijajah kalao tau hasilnya nanti akan seperti ini haha, tapi gal, mereka tetep cinta tanah air dan menginginkan kebebasan untuk mereka semua warga Indonesia, bukan kaum dari agama mereka. Ingat itu!

Oh ya, ini cuma sarkasme. kali-kali ada yang gagal paham.
Sumber: Sisi Lain melalui page facebook KataKita.
Sekian, terima kasih! wassalamu’alaikum wr wb.

Sebuah Komitmen

Untuk semua anak. Memilih apa yang kita inginkan adalah merupakan sebuah komitmen. Sebuah komitmen yang harus kita jaga dan perjuangkan. Kita tidak bisa begitu saja meninggalkan lapangan tanpa menyelesaikan pertandingan. Pertandingan ini yang kita pilih. Kita sendiri yang memilih. Maka haruslah untuk kita berjuang sekuat tenaga agar apa yang kita pilih ini merupakan sebuah prestasi yang akan kita tunjukkan pada dunia. Jangan pernah mengecewakan orang tuamu, semua orang yang berjuang demi impianmu. Karena untuk memilih ini dibutuhkan pengorbanan rasa dari orang tua semata-mata agar sang anak bahagia. Karena untuk memilih ini jiwa dan raga mereka pertaruhkan demi kesuksesan kita. Fadhlu

Orang Tua Pembunuh

Orang tua yang terlalu mengatur minat dan bakat anak sejatinya adalah pembunuh. Tidak semua anak mewarisi minat dan bakat orang tua. Jika dari kecil hingga dewasa anak dididik sesuai dengan apa yang orang tua ingin menjadi, maka sejatinya selama masa itu pula orang tua mengarahkan pada sesuatu yang jika dikerjakan oleh sang anak tidak akan maksimal dan telah menyia-nyiakan waktu tersebut untuk mencapai titik maksimal yang sebenarnya bisa didapat oleh sang anak. Biarkanlah anak-anak kita berkembang. Kita hidup di zaman yang berbeda dengan anak-anak kita. Anak-anak kita lebih tahu mana yang lebih dibutuhkan untuk bisa bersaing dengan yang lain. Akan sangat tertinggal jika anak dibiarkan untuk tetap mengikuti tradisi kolot nenek moyang yang masih dibawa hingga sekarang. Cukup batasi dengan pondasi agama. Karena agama tak lekang oleh waktu. Fadhlu