Hari Santri Memang Layak Ada di Indonesia

Hari Santri Nasional yang mulai tahun ini telah ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, setiap tanggal 22 Oktober tentunya sangat menarik simpatisan dari kalangan santri. Karena jumlah santri di Indonesia masih tergolong sangat banyak dibanding negara-negara lain.

Seakan mengalahkan Hari Valentine, hampir seluruh pondok pesantren di Indonesia merayakan perayaan hari jadi santri ini, mulai dari upacara bendera, pawai kirab, dll. Tidak kalah, para santripun gencar mempublikasikan sebuah ucapan Selamat Hari Santri Nasional di akun sosial media milik mereka masing-masing. Sehingga tidak mengherankan jika ketika para netizen berselancar di dunia maya banyak menemukan status baik itu di beranda facebook, dinding twitter ataupun sosial media yang lain.

Terlepas dari semua itu, di belahan dunia lain yaitu di Negeri mengalirnya Sungai Nil, seorang santri lulusan Pon. Pes. Al Hikmah 2 Benda mengutarakan rasa kekecawaannya tidak bisa merasakan kebahagiaan yang teman-teman lainnya rasakan di Indonesia. Santri yang berdomisili asal Tegal ini mengatakan bahwa walaupun mahasiswa Universitas Al-Azhar banyak dari kalangan santri, namun belum ada inisiatif untuk hari jadi baru di kalender penanggalan Masehi ini. Ditambah mengenakan peci dan sarung sangat dinilai aneh di negara ini. Terlebih memakai sarung di negara ini identik dengan seorang suami selepas menggauli istrinya. IMG_20151022_073858IMG_20151022_073858