Kebiasaan Warga Mesir yang Menurut Kita Menggelikan

Yang Mesti Kita Tiru dari Orang Mesir

Orang Mesir dalam kesehariannya ketika bertemu temannya di jalan atau bahkan dari kejauhan jika itu tampak seperti temannya, maka akan ia panggil hanya untuk sekedar menyapa, memanggil namanya. Terlebih jika mereka berdekatan, mereka akan berpelukan layaknya teletubbies lalu cipika-cipiki tanda mereka menyayangi satu sama lain. Terlebih lagi di bulan suci Ramadhan ini, ketika hati tersucikan dari rasa iri dan dengki, terbayang bukan?

Di Indonesia mungkin hal semacam ini masih terbilang tabu, alih-alih nanti dikira perlakuan menyimpang. Begitu juga yang saya rasakan ketika baru mengetahui kebiasaan mereka. Setiap kali saya berangkat kuliah, saya mesti melakukan kebiasaan tersebut bersama teman-teman saya, dan itulah yang menambah rasa sayang satu sama lain sebagai saudara seiman.

Di Indonesia mungkin hanya di kalangan para kyai yang ketika bertemu akan menyapa mesra rekan kyainya.

Jika dipikir lagi, hubungan pertemanan mereka seperti anak kecil, terbayang bukan bagaimana masa kecil kita ketika kita bertemu dengan teman bermain kita? Namun sebenarnya sapa menyapa itu dianjurkan oleh agama, tidak memandang usia. Rasulullah saw bersabda:

أفشوا السلام بينكم

Dan juga alangkah lebih indahnya jika kita membumbuinya dengan senyuman:

تبسمك على وجه أخيك صدقة

Kebanyakan dari kita merasa gengsi ketika harus menyapa terlebih dahulu, jangankan ketika berjauhan, berdekatanpun suka pura-pura tidak tahu.

Masih banyak kebiasaan orang Mesir yang melekat dengan adab yang Islam ajarkan.
Semoga kita bisa menjadi termasuk dari mereka yang selalu berakhlak mulia. Amin.

Ramadhan dan Pola Hidup Kita

Dengan adanya bulan Ramadhan, orang yang biasanya shubuhnya telat, karena sahur jadi bisa bangun pas waktu shubuh; orang yang biasanya ketiduran gak sholat isya, karena ada taraweh pasti akan sholat isya dulu.

Dengan adanya bulan Ramadhan, orang yang biasanya pola makannya tidak teratur alias makannya nunggu laper dan ilang mager, mau tidak mau harus makan ketika sahur dan buka.

Dengan adanya? Bulan Ramadhan!

Pemandangan Hari Pertama Taraweh di Masjid Azhar

Masih hari pertama sudah dapet cerita. Sholat taraweh berdampingan dengan orang yang sholatnya liberal alias gak tuma’ninah kaya cacing kedutan. Ada juga yang sholatnya radikal alias mau takbir aja was-wasnya Masya Allah kaya robot. Dan mereka adalah saudara senegara kita.

Orang Mesir? Mereka suka mainan hape, gak tau apa spesialnya hape dibanding ibadah. Ada kultum divideo bahkan live instagram, yang nonton mah gak ada, lagi pada taraweh semua. Ibarat nonton konser tapi lebih milih ngerekam daripada nonton pake mata kepala sendiri. Mereka juga kadang udah takbir masih aja mencet-mencet hape, ya ngangkat telpon lah, ini lah, itu lah.

Yang aku suka dari pemandangan taraweh hari ini di Masjid Azhar adalah masih ada sosok bapak yang selalu memakai kupluk merah, badannya kecil, yang semenjak aku masih baru disini selalu di shaff awal tiap sholat taraweh. Padahal kakinya kurang normal, buat nopang badan aja susah, kadang malah oleng mau jatuh. Tapi semangatnya Masya Allah. Padahal di masjid disediakan kursi-kursi untuk jamaah yang tidak mampu untuk berdiri. Tapi beliau lebih memilih untuk berjamaah di shaff awal.

Sekian.

Noraknya Warga Mesir Menyambut Ramadhan

Orang Mesir dalam menyambut bulan Ramadhan kadang bisa disebut norak.
Karena apa? Mereka memasang lampu hias di sepanjang jalan serta lampion-lampion berwarna-warni.

Lalu mengapa dengan semua itu? Apa salah? Tidak, sama sekali tidak salah! Itu adalah bentuk pengekspresian dari rasa bahagia yang sangat mendalam menyambut bulan suci ini.

Seperti halnya warga Indonesia ketika menyambut Hari Kemerdekaan RI, seperti halnya Umat Kristiani ketika menyambut Hari Natal dan Tahun Baru.

Lalu di bagian mana noraknya? Sama sekali tidak ada noraknya! Norak hanyalah opini dari mereka-mereka yang hatinya mati rasa akan kehadiran bulan suci ini.

Ya Allah, ballighnā fī Ramadhān! Allahumma ballighnā bi laylatil qadr! Allahumma amin.

Orang Tua; Memberi Tak Harap Kembali

Orang tua menginginkan pendidikan anaknya tinggi tiada lain supaya kehidupan anak dan keluarganya di masa mendatang akan sejahtera.

Terbukti ketika kedua orang tuaku berhasil menjadi sarjana dan sudah berprofesi, kedua orang tua mereka atau kakek dan nenekku tidak pernah menuntut apapun dari orang tuaku, sekalipun kedua orang tuaku memaksa.

Seakan-akan orang tua mereka mengatakan “Sudah, hidupi saja keluargamu beserta cucu-cucuku!”

Maka benarlah ungkapan lirik lagu yang menyatakan bahwa kasih sayang orang tua kepada kita tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.

Ya Allah, ampuni dosaku dan kedua orang tuaku, kasihanilah mereka seperti mereka mengasihaniku sewaktu aku masih kecil.

Terima kasih, Abah & Umi. ❤

Gonna Jump!

Kadang mengetahui batas kemampuan diri itu penting sehingga termotivasi kembali untuk menyempurnakannya; daripada terus termotivasi tanpa tahu batas kemampuan diri, kadang suka lupa diri.

Mengetahui dimana posisi kita bukan berarti kita tak termotivasi, melainkan ini adalah sebuah evaluasi.

Terkadang kita butuh satu langkah mundur agar bisa melompat lebih jauh, kata Fakhri AAC2. Nah loh!

Muhammad Fadhlurrohman

Jangan Sekedar Mengidolakan!

Banyak orang terkecoh ketika ia mengidolakan seseorang. Ia hanya mengikuti dan manggut-manggut dengan apa yang sang idola lakukan dan katakan. Ia lupa bahwa idolanya juga seorang manusia, ia lupa bahwa dirinya juga ciptaan Tuhan yang sama. Masterpiece Tuhan.

Ia tidak sadar mengapa tidak ia telisik bagaimana idolanya itu bisa menjadi orang besar. Barangkali jika ia melakukannya ia akan menjadi orang yang lebih daripada orang yang ia idolakan.

Kecuali Nabi, karena mereka adalah utusan Tuhan. Jadi selama kita bukan Nabi, kita memiliki kemampuan yang sama. Hanya tinggal seberapa kuat kah tekadmu, apa effort-mu, dll. Semangat!!!

Contoh, kita mengidolakan Ust. Abdul Shomad. Seakan-akan hanya beliau saja yang bisa seperti itu. Dengan usaha yanv keras insya Allah kita bisa melebihi apa yang beliau miliki. Apalagi Ust. Abdul Shomad manusia dengan segala keterbatasannya.

Mengapa tidak kita cari saja, dulu ia dimana, apa yang ia pelajari, atau kita pelajari namun di tempat lain kan bisa! Ayo, mau menunggu apa lagi?

Titik Kesucian Seorang Hamba

Pernah gak sih kalian ketika baru bangun tidur teringat akan kejadian-kejadian sebelumnya yang pernah kalian lakukan di dunia dan menyesalinya?

Walau dalam sekejap sebenarnya itu lah titik kesucian diri kita yang masih bisa memberontak karena kekotoran kita yang kita lakukan selama di dunia.

Hingga akhirnya kita membuka ponsel kita, berinteraksi lagi dengan orang lain, maka disitu diketahui kondisi hati, apakah ia masih lembut seperti ketika ia baru bangun tidur (menyesal) atau mengeras dan kembali menjalani rutinitas di kehidupan pribadinya yang kemudian akan ia sesali keesokan harinya ketika ia bangun tidur kembali.

Hikmah Syari’at Islam

Semua syari’at yang sudah Allah nash-kan untuk kita itu pasti ada hikmahnya. Banyak orang non muslim yang secara dzahir tidak melaksanakan syariat, tapi esensi dari syariat tersebut dilaksanakan.

Misal, puasa. Banyak non muslim yang mengamalkan ritual seperti itu. Khitan untuk laki-laki. Oh ya sistem jual beli yang islam ajarkan itu bayar di awal, dan ini sudah dipraktekkan oleh non muslim sana. Sedangkan di warung-warung orang islam sendiri bayarnya setelah makan, lalu waktu itu makan makanan siapa sedangkan itu belum dibayar, ya walaupun yg seperti itu sah sah saja.

Banyak amalan-amalan yang islam adakan tapi orang lain yang justru lebih bisa mengamalkannya. Al islaamu mahjuubun bil muslimin. Seperti dulu waktu saya berkunjung ke Singapura, wah negara ini benar-benar mempraktekkan islam, mulai dari tidak buang sampah sembarangan, nanti terkena denda, dll. Disana saya melihat islam tapi saya tidak melihat muslimin. Sekian, mohon maaf jika ada salah hehe ???

Terima kasih untuk abah dan umi saya yang waktu itu mengizinkan saya mengunjungi negara tetangga, cakrawala saya menjadi luas, pikiran saya tidak kaku dan banyak pelajaran yang bisa saya dapatkan. Terima kasih tak terhingga untuk kedua orang tua saya, yang sudah mendidik saya dari kecil hingga sekarang ini. Terima kasih tak terhingga. I love you. Abah Suwondo Renggan Dirjo & Umi Firkotun Najiah ❤