Galau Lagi

Ku ingin kau bahagia. Akupun ingin bahagia. Namun aku tak bisa jika bukan karenamu. Kau penguasa hidupku. Kau pengendali perasaanku. Hidupkan aku atau matikan saja aku. Aku hancur karena kau telantarkan. Mengapa kau begitu kikir untuk membagi cintamu padaku. Hanya itu yang tidak aku miliki. Hanya itu yang aku cari di tempat orang berjualan namun tidak juga aku jumpai. Jadi tolong, aku tidak mau mengemis cinta. Aku hanya ingin kau tahu aku sangat menyayangimu dan selalu merindukanmu. Salam rindu dariku untukmu, pujaan hatiku. Kenangku selalu, datanglah padaku jika kau mau. Ku tau aku bukan bahagiamu. Tapi aku mohon bahagiakanlah diriku yang rapuh ini, yang tidak mengharap apapun kecuali perhatianmu. Perhatianmu sungguh! Aku lelah kau permainkan, aku lelah kau masih seperti anak kecil, aku terlalu bodoh untuk masih tetap mencintaimu padahal kau terlalu kejam untuk terus menyakitiku. Sadarlah kamu! Aku tak ingin mati dalam duka. Aku tak ingin mati tanpa dekapanmu. Aku tak ingin mati jika itu bukan karenamu. Aku sungguhan. Aku tak bercanda. Bagian mana yang kau anggap bercanda? Senyumku? Itu palsu jika masih kau sakiti aku. Bersamamu aku tenang. Bersamamu aku ringan. Bersamamu aku rasa miliki dunia dan seisinya. Bersamamu aku merasa menjadi makhluk yang paling sempurna seutuhnya. Aku boleh kehilangan orang yang aku cinta, namun tahukah engkau, jika kau mengabaikanku kau kehilangan orang yang mencintaimu. Aku benci kamu bukan karena apa, itu semua karena kau selalu sakiti aku. Aku rindukanmu dan aku tak tau mengapa itu bisa terjadi, apa alasannya pun aku tak tahu. Semua itu tak nampak, semua itu abstrak. Cinta memang abstrak, tak nyata dan buta. Maka tuntunlah aku dengan cintamu. Aku mohon biarkan aku merasakan bosan akan cintamu. Karena kau tau itu tak akan terjadi. Aku makhluk menyedihkan. Aku burung yang lupa caranya terbang. Aku serpihan kayu. Aku butiran debu. Aku, kamu.