Musim Panas Sounds Good

Selamat musim gugur teman-teman. Walaupun musim gugurnya akan segera usai dan berganti menjadi musim dingin namun tidak ada salahnya saya menyapa teman-teman dengan ucapan itu, karena sekarang kita masih merasakan indahnya daun-daun berguguran, ditemani oleh angin musim dingin yang mulai menyambut kehadiran kita di batas awal musimnya. Lalu mengapa judul dari tulisan ini tertulis dengan musim panas? Apa sebenarnya yang ingin saya sampaikan pada kalian? Ya, musim panas adalah musim untuk mencinta, sedangkan musim gugur adalah musim perpisahan, musim dingin adalah musim kerinduan dan musim semi adalah musim pertemuan. Mau tahu rahasia mengapa saya bisa menyimpulkan seperti itu? Yuk, saya ajak kalian mengikuti kisah saya selama tiga bulan penuh berlibur di tanah air.

Kejadian ini bermula pada bulan ke delapan saya hidup sebagai pelajar di negeri orang, sebut saja Mesir. Belum genap sepuluh tahun namun saya sudah menamatkan masa studi saya untuk dua semster pertama ini, dan sekarang lah waktunya untuk iibur panjang musim panas.

Sebagai seorang junior yang tidak tahu menahu soal perkuliahan, jadi yang saya lakukan hanyalah menghadiri jam kuliah dan mengikuti ujian tertulis dan lisannya begitu saja selama satu tahun ajaran ini. Selalu apa yang saya dapatkan hanya informasi-informasi yang saya dengar begitu saja dari kakak-kakak kelas, termasuk libur panjang musim panas yang nantinya akan menjemukan. Mendengar kata-kata itu sontak saya berkeinginan untuk pulang ke Indonesia. Disamping saya tidak ingin merasakan kejemuan itu, saya juga ingin merasakan lebaran idul fitri bersama keluarga karena awal libur panjang musim panas ini kebetulan bertepatan dengan awal bulan ramadhan. Waktu itu masa berlaku visa saya sudah habis, maka saya putuskan untuk memperpanjang visa saya. Pada saat itu keinginan untuk pulang ke Indonesia belum memuncak karena masih ada sedikit kegiatan yang masih menyibukkan saya. Singkat cerita, di tengah proses perpanjangan visa, saya mengalami sedikit masalah stempel tasdiq dari kuliah saya melewatkan satu di antara tiga stempel yang diminta, maka saya diminta untuk meminta ulang tasdiq dari kuliah, dan paspor saya kumpulkan ke keluargaan saya yaitu KSW untuk diberikan pada konsuler. Selang beberapa lama setelah saya urus tasdiq baru, saya dikabarkan bahwa paspor saya hilang, saya pun langsung mengkontak pihak KSW waktu itu Akhi Mahdi kakak kelas saya sendiri yang menjabat sebagai wakil gubernur KSW, ia memberitahukan bahwa paspor saya sudah diserahkan ke gubernur KSW sendiri yaitu Mas Ulin dan sudah sampai ke pihak konsuler. Semua orang yang berhubungan dengan paspor saya hubungi, dan ternyata masalahnya ada pada keteledoran pihak konsuler. Berhari-hari lamanya saya menunggu akhirnya dengan rahmat Allah paspor saya ditemukan. Saya sempat putus harapan untuk pulang, rasa ingin pulang itu memuncak bertepatan sekali dengan kabar bahwa paspor saya hilang. Mendengar paspor saya hilang kala itu dan solusi yang ditawarkan oleh pihak konsuler adalah dengan menggantinya dengan yang baru, maka seketika rasanya bagaikan dibanting dari atas ketinggian. Harapan saya musnah ditambah rasa kecewa karena paspor lama itu telah menorehkan sejarah saya berkeliling ke tiga negara asia yaitu Singapura, Malaysia dan Thaliand.

Setelah mendengar kabar gembira itu saya langsung kabarkan orang tua bagaimana jika saya pulang saja ke Indonesia karena saya rindu hingga suatu hari saya tidak berpuasa karena saya menderita sakit demam yang amat sangat. Mendengar keinginan putranya sebagai seorang ibu tentunya tidak bisa menolak untuk bisa bertemu dengan buah hatinya, walaupun agak sedikit berat hati karena saya sedang dalam proses menuntut ilmu di negara orang yang sangat jauh dari rumah.

Singkat cerita lagi, akhirnya saya berhasil memesan tiket untuk kepulangan saya di hari terakhir berpuasa karena itu satu-satunya hari yang paling tidak amat terlambat untuk merasakan suasana lebaran idul fitri di rumah, setelah sebelumnya saya sempat menggagalkan pesanan tiket karena masih dirundung kebingungan, dan itu lah kebiasaan buruk saya, sulit untuk menentukan pilihan.

Di hari yang ditentukan saya diantar oleh teman-teman saya menuju ke bandara, saya pun take off dan selamat datang di Indonesia.

13612177_1167505159937040_5409786185971657418_n

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *