Kekuatan Pujian

Lebih dari tiga orang yang nginbox sekarang lagi khataman akhirussanah, gak jadi MC lagi khi?

Berasa dihargain karya gue. Seneng banget rasanya karya kita dihargain sama orang lain, dan seneng juga orang lain menikmatinya.

Sungguh sekarang gue bisa apa? Sekarang gue hanya pohon sakura yang tak tumbuh subur di padang pasir.

Gue ingin berkarya lagi, gue ingin orang lain bahagia, gue ingin everything at once.

Terima kasih kalian. 🙂

Pesan gue, jangan pernah gengsi untuk memuji -kecuali kalo orang yang dipuji kegeerannya minta ampun-, kalo gue bukan kegeeran loh, kegeeran tapi gak parah banget lah, cuma seneng aja liat orang lain seneng.

Dengan memuji juga bisa membuat orang yang dipuji terobsesi dengan pujian kita dan membara-bara ingin terus berkembang, namun dengan catatan tanpa bumbu penyedap, dalam artian kita memuji seadanya, tidak usah mengada-ada, dan sekalipun nggak ada yang ingin dipuji, lebih baik tidak usah daripada mengada-ada.

Karena dengan mengada-adakan pujian bisa menimbulkan suatu keburukan walaupun bisa juga menimbulkan kebaikan. Semisal orang yang kita puji terobsesi dengan pujian yang kita ada-adakan tanpa sepengetahuan dia, maka ketika ia membangun batu batu untuk dijadikan bangunan impiannya lalu jadilah bangunan itu, maka itu termasuk suatu kebaikan yang ditimbulkan oleh mengada-ada tadi.

Sebaliknya ketika kita melakukan hal yang sama namun justru bukan itu pohon yang pantas ia panjat, maka sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai orang yang telah memberikan lecutan di awal ia meniti.

Tapi jangan ngejek kecuali kalo cuma bercanda dan hentikan candaan itu kalo terlihat orang yang diejek tidak menyukainya.

Intinya disini kita diajarkan untuk mengatakan sesuatu sesuai kadarnya.

Cayoo.. 🙂

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *