“Saya” dalam Barisan Alenia (Nostalgia Santri Organisatoris)

Kairo, Sabtu 19 November 2016 23:41 CLT

12346396_1039099539444270_1467866989450566959_n

Perkenalkan nama saya Muhammad Fadhlurrohman, biasa dipanggil Fadhlu. Mungkin tidak ada gunanya saya memperkenalkan diri saya karena pembaca sekalian mungkin tidak mengenali saya sebab yang pertama mungkin karena kita tidak sezaman ketika kita masih menjadi pelajar di Pon. Pes. Al Hikmah 2 Benda dan sebab yang kedua adalah karena saya termasuk ambievert yang walaupun dominan ke extrovert yang ingin dikenal dan mengenal akan tetapi saya memiliki sisi introvert yang tidak pernah mengharapkan dengan sangat untuk dikenal oleh penggede-penggede pondok, karena jika saya dikenal oleh mereka maka saya harus menjadi orang lain ketika berhadapan dengan mereka dan menahan rasa ingin bercanda ria bersama teman-teman sebaya atau yang lebih muda dari saya dan saya tidak menyukai itu, jangankan penggede-penggede pondok, guru-guru di sekolahpun ketika ada yang mengenali saya maka saya akan bertanya-bertanya bagaimana mungkin beliau dan beliau mengenali saya. Karena saya sudah menderita mata minus sejak kecil tepatnya kelas tiga MI maka segala apa yang saya lihat itu terlihat kecil di mata saya termasuk diri saya sendiri walaupun banyak orang yang mengatakan saya sudah cukup dikatakan hebat karena memiliki potensi lebih dari teman-teman yang lain. Jadi simpelnya saya ingin enjoy menjalani hidup saya tanpa ada yang membatasi ruang lingkup saya berjalan di atas bumi ini kecuali Tuhan saya (Allah) dengan aturan-aturan yang telah Ia tetapkan pada hamba-hambanya, begitupun cara saya berinteraksi dan cara orang tua saya memperlakukan saya layaknya teman yang tidak ada canggung untuk mengungkapkan suatu hal namun sekedar mengerti batasan sebagai anak dan sebagai orang tua.

Kembali dengan diri saya pada saat dimana saya merasakan bahwa saya bukanlah diri saya. Seorang introvert yang pemalu dan penakut berhasil mengudarakan namanya di wilayah Bumiayu dan sekitarnya dengan menjadi seorang santri penyiar dan penyiar santri di radio swasta milik Pon. Pes. tersebut yaitu Tsania FM. Murid kelas persiapan MAK yang sangat penakut, tukang minder dan kadang suka takut salah kini beraksi di balik dinding-dinding tembok ruang on air. Tak pelak, dari hanya sekedar menjalani sebuah hobi akhirnya kini membuahkan hasil yang tak terduga, seorang penggemar radio Tsania dari kalangan ibu-ibu mengidolakan gaya saya siaran dan ingin menemui saya. Tepat seminggu setelah beliau berhasil menelepon saya sewaktu saya siaran, di jum’at pagi hari saya didatangi oleh seorang wanita gemuk memakai kaca mata yang sampai sekarang masih saya ingat namanya yaitu Bunda Ida. Setiap pekan di hari jum’at pagi seperti biasa beliau bertandang ke stasiun radio hanya ingin menemui saya, namun saya sering berhalangan hadir karena saya bersekolah di MAK yang menuntut saya untuk tidak pergi kemana-mana kecuali bersama buku pelajaran atau sebuah agenda. Saya tahu beliau sangat menyayangi saya hingga suatu ketika beliau pernah memberikan saya sebuah sarung dan bukan saya langsung yang menerimanya.

380579_445147942172769_394907003_n

Tidak hanya berhenti disitu, saya pun kembali memaksakan diri saya yang selalu merasa haus atas apa yang sudah saya raih dengan mengikuti seleksi kembali, perekrutan anggota baru M2Net, saya rasa saya tidak perlu menjelaskan apa itu M2Net. Saya pun terpilih waktu itu saya bersama sahabat saya Abdullah Husen, kami lah duta M2Net dari program keagamaan.

165893_435017246519172_278360375_n

Begitulah kegiatan saya di tahun pertama saya masuk MAK, kelas paling junior yang sedang menjadi sasaran empuk-empuknya dididik oleh KSPD namun saya lebih memilih untuk tidak mengekang diri saya untuk menjadi diri saya yang sebenarnya. Karena saya waktu itu murid yang terbilang sangat pintar di atas teman-teman lainnya, dan itu fakta saya mendapatkan posisi ketiga di tes seleksi masuk MAK dengan skor tertinggi mata pelajaran Bahasa Inggris yaitu 80, maka hanya sedikit senior yang berani menegur saya ketika saya berbuat salah dan jangan salah walaupun saya orangnya penakut namun di lain sisi saya juga seorang yang temperamen yang senggol bacok ketika ada cibiran tak mengenakkan dari seseorang. Terbukti saya beberapa kali adu jotos dengan teman-teman saya sewaktu saya masih di MTs. Hal itu sebenarnya ingin saya rubah di sekolah baru saya namun terkadang tanpa kendali sifat itu kembali muncul, masih bagus yang sering saya keluarkan hanya omongan-omongan pedas menjawab ocehan senior, pernah suatu ketika saya hampir berkelahi dengan senior -sekarang sudah almarhum- karena keadaan diri saya yang sulit diatur ini hingga ia mengatakan ia tidak akan pernah memaafkan diri saya sebelum saya meminta maaf padanya, dan saya tetap dengan ego saya.

Tahun berganti tahun, saya pun sekarang telah menjadi murid sah MAK alias naik ke kelas satu dan saya kembali diperebutkan oleh kakak kelas, namun kali ini dalam sisi kebaikan. Saya membuat bingung kakak-kakak kelas saya terutama Akhi Igo (sekretaris KSPD) dan Akhi Daus (Koord. Dept. Bahasa KSPD), kepada siapakah saya harus menjadi anggotanya, mengingat saya ahli dalam hal kepenulisan dan saya ahli juga dalam hal kebahasaan terbukti saya menjadi the best speaker di Friendly Match English Debate yang diadakan oleh KSPD dan EDS, mengalahkan senior-senior saya. Akhirnya setelah melalui perdebatan yang sengit akhirnya keputusan diserahkan pada saya, saya pun memilih untuk menjadi anggota dept. bahasa yang tentunya belum pernah saya rasakan sensasinya.

Di tahun berikutnya saya duduk di kelas dua MAK, saya menjadi koord. dept. bahasa (tunggal) dan tidak ada satupun teman-teman angkatan saya yang mau menemani saya, bahkan Ulin teman saya yang dulu pernah menjabat sebagai anggota dept. bahasa pada tahun lalu juga menolaknya dan lebih memilih untuk pindah ke dept. lain. Teman-teman yang terbilang unggul pun lebih memilih untuk menolaknya karena merasa tidak berminat dan berbakat pada hal semacam itu. Untung saja ada satu teman saya yang mau dan berkompeten menjadi partner senior saya menjalankan tugas ini walaupun sebelumnya banyak ditentang oleh teman-teman seangkatan lainnya karena ia mempunyai masalah dengan mereka. Sungguh sulit jika dibayangkan, namun sesungguhnya sangatlah mudah bagi saya walau ditinggal sekalipun saya bisa menanganinya karena ini passion saya. Saya jalani tahun gemilang ini di KSPD walaupun kadang bertabrakan dengan organisasi-organisasi yang saya ikuti sebelumnya. Sehingga posisi saya sekarang ini kadang dicari oleh KSPD dan kadang dicari oleh Radio Tsani atau M2Net, namun saya tak sebodoh itu, saya cerdik, saya gabungkan saya semua organisasi itu sehingga masing-masing dari mereka membutuhkan satu sama lain. Seperti contoh spesifikasi di KSPD, saya sejak kelas satu sudah diamanati menjadi mentor spesifikasi jurnalistik, saya bagikan ilmu yang saya dapatkan di M2Net pada mereka, saya ajarkan mereka membuat blog dan berbangga hati menggunakan domain malhikdua.com, walaupun di kelas dua ini spesifikasi itu dihapus dan saya sekarang menjadi mentor spesifikasi English Speech, setidaknya saya pernah mengkombinasikan organisasi-organisasi yang sangat menyibukkan saya menjadi satu padu dan saling membantu.

10268570_752441041443456_5559862333586169703_n

Di tiga tahun pertama itu kadang saya habiskan untuk berbuat jahil, mengikuti pelatihan-pelatihan yang sebenarnya saya sudah menguasainya namun saya tetap bersikukuh untuk mengikutinya, seperti pelatihan blog yang diadakan oleh Mas In’am Fajar, pengurus GOR sampai saya ditegur mengapa saya mengikutinya padahal saya sudah selevel dengannya.
Saya juga mengikuti perekrutan kru baru Majalah El Waha dan yang mengetes saya pada waktu itu adalah teman saya sendiri yang sudah tahu bagaimana kesibukan saya baik di sekolah maupun di luar sekolah, akhirnya saya pun ditolak dan itu tak masalah.

Menuju ke kelas tiga MAK, perlahan satu persatu organisasi-organisasi saya tinggalkan. Lengser dari KSPD, meluluskan diri dari M2Net karena teman-teman seangkatan sudah pada lulus sedangkan saya baru memasuki kelas tiga, kini hanya Radio Tsania yang masih saya lepas genggamkan, namun saya masih membantu M2Net jika diperlukan, karena memang dua organisasi yang saya ikuti ini selalu welcome dengan alumni-alumni jebolannya, terbukti ketika saya sudah kelas tiga dan ketika saya sudah lulus pun saya kadang masih diundang oleh mereka junior-junior saya yang saya cintai.
Masih ada karir satu lagi yang saya belum sebutkan yaitu menjadi Host Acara Khataman Aqidatul Awwam dan Tuhfatul Athfal karena sudah pernah saya posting di postingan sebelumnya yang berjudul “Dari Kucing Menjadi Macan”.

Dan sejak saat itu lah saya menjadi manusia yang seutuhnya, menjadi manusia yang dimanusiakan, namun sayangnya sekarang saya lebih menutup diri untuk memilih organisasi baru di tempat perkuliahan saya saat ini karena saya takut organisasi baru yang akan saya geluti tidak lebih baik dari organiasi-organisasi yang saya geluti sebelumnya, jadi lebih baik saya kembangkan dan teruskan perjuangan saya untuk menjadi seorang broadcaster, writter, blogger dan traveller. Terima kasih M2Net, Radio Tsania dan Pon. Pes. Al Hikmah.

Sekian.

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *