Mari Berekspektasi Lebih pada Sholat Fardhu Kita!

Andai Jamaah Sholat Fardhu seperti Sholat Taraweh

Memasuki malam ke-4, Masjid Azhar mulai sepi. Tak tahu apa alasannya, intinya para jamaah tidak seantusias saat pertama kali memasuki bulan Ramadhan. Padahal sahabat Nabi Muhammad saw sangat bergairah menyambut Ramadhan, enam bulan sebelum dan sesudahnya.

Mungkin karena ingin mencoba tempat lain untuk sholat taraweh atau mungkin sudah mulai disibukkan dengan ujian semester dua Universitas Al Azhar. Entahlah.

Terlepas dari semua itu, mari kita sedikit berandai. Bagaimana jika kondisi masjid selalu ramai oleh jamaah layaknya kita sholat taraweh? Mengapa taraweh yang sunnah, kita berbondong-bondong ke masjid, sedangkan sholat isya dsb kita kadang lakukan di rumah.

Well, mungkin beralasan ‘ngejar momen’ setahun sekali. Ok, itu bisa dimaklumi. Tapi ganjaran tidak memandang momen.

Saya setuju dengan pernyataan bahwa kegiatan sehari-hari kita adalah kegiatan sambilan sembari menunggu adzan sholat. Jika di bulan Ramadhan bisa kita skip dulu kegiatan kita demi taraweh yang memakan waktu lama, mengapa tidak untuk sholat fardhu yang mungkin hanya memakan waktu beberapa detik?

Semangat puasa! Semangat taraweh! Jangan lupa fardhunya! ?

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *