Pemandangan Hari Pertama Taraweh di Masjid Azhar

Masih hari pertama sudah dapet cerita. Sholat taraweh berdampingan dengan orang yang sholatnya liberal alias gak tuma’ninah kaya cacing kedutan. Ada juga yang sholatnya radikal alias mau takbir aja was-wasnya Masya Allah kaya robot. Dan mereka adalah saudara senegara kita.

Orang Mesir? Mereka suka mainan hape, gak tau apa spesialnya hape dibanding ibadah. Ada kultum divideo bahkan live instagram, yang nonton mah gak ada, lagi pada taraweh semua. Ibarat nonton konser tapi lebih milih ngerekam daripada nonton pake mata kepala sendiri. Mereka juga kadang udah takbir masih aja mencet-mencet hape, ya ngangkat telpon lah, ini lah, itu lah.

Yang aku suka dari pemandangan taraweh hari ini di Masjid Azhar adalah masih ada sosok bapak yang selalu memakai kupluk merah, badannya kecil, yang semenjak aku masih baru disini selalu di shaff awal tiap sholat taraweh. Padahal kakinya kurang normal, buat nopang badan aja susah, kadang malah oleng mau jatuh. Tapi semangatnya Masya Allah. Padahal di masjid disediakan kursi-kursi untuk jamaah yang tidak mampu untuk berdiri. Tapi beliau lebih memilih untuk berjamaah di shaff awal.

Sekian.

Noraknya Warga Mesir Menyambut Ramadhan

Orang Mesir dalam menyambut bulan Ramadhan kadang bisa disebut norak.
Karena apa? Mereka memasang lampu hias di sepanjang jalan serta lampion-lampion berwarna-warni.

Lalu mengapa dengan semua itu? Apa salah? Tidak, sama sekali tidak salah! Itu adalah bentuk pengekspresian dari rasa bahagia yang sangat mendalam menyambut bulan suci ini.

Seperti halnya warga Indonesia ketika menyambut Hari Kemerdekaan RI, seperti halnya Umat Kristiani ketika menyambut Hari Natal dan Tahun Baru.

Lalu di bagian mana noraknya? Sama sekali tidak ada noraknya! Norak hanyalah opini dari mereka-mereka yang hatinya mati rasa akan kehadiran bulan suci ini.

Ya Allah, ballighnā fī Ramadhān! Allahumma ballighnā bi laylatil qadr! Allahumma amin.

Orang Tua; Memberi Tak Harap Kembali

Orang tua menginginkan pendidikan anaknya tinggi tiada lain supaya kehidupan anak dan keluarganya di masa mendatang akan sejahtera.

Terbukti ketika kedua orang tuaku berhasil menjadi sarjana dan sudah berprofesi, kedua orang tua mereka atau kakek dan nenekku tidak pernah menuntut apapun dari orang tuaku, sekalipun kedua orang tuaku memaksa.

Seakan-akan orang tua mereka mengatakan “Sudah, hidupi saja keluargamu beserta cucu-cucuku!”

Maka benarlah ungkapan lirik lagu yang menyatakan bahwa kasih sayang orang tua kepada kita tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.

Ya Allah, ampuni dosaku dan kedua orang tuaku, kasihanilah mereka seperti mereka mengasihaniku sewaktu aku masih kecil.

Terima kasih, Abah & Umi. ❤

Gonna Jump!

Kadang mengetahui batas kemampuan diri itu penting sehingga termotivasi kembali untuk menyempurnakannya; daripada terus termotivasi tanpa tahu batas kemampuan diri, kadang suka lupa diri.

Mengetahui dimana posisi kita bukan berarti kita tak termotivasi, melainkan ini adalah sebuah evaluasi.

Terkadang kita butuh satu langkah mundur agar bisa melompat lebih jauh, kata Fakhri AAC2. Nah loh!

Muhammad Fadhlurrohman

Jangan Sekedar Mengidolakan!

Banyak orang terkecoh ketika ia mengidolakan seseorang. Ia hanya mengikuti dan manggut-manggut dengan apa yang sang idola lakukan dan katakan. Ia lupa bahwa idolanya juga seorang manusia, ia lupa bahwa dirinya juga ciptaan Tuhan yang sama. Masterpiece Tuhan.

Ia tidak sadar mengapa tidak ia telisik bagaimana idolanya itu bisa menjadi orang besar. Barangkali jika ia melakukannya ia akan menjadi orang yang lebih daripada orang yang ia idolakan.

Kecuali Nabi, karena mereka adalah utusan Tuhan. Jadi selama kita bukan Nabi, kita memiliki kemampuan yang sama. Hanya tinggal seberapa kuat kah tekadmu, apa effort-mu, dll. Semangat!!!

Contoh, kita mengidolakan Ust. Abdul Shomad. Seakan-akan hanya beliau saja yang bisa seperti itu. Dengan usaha yanv keras insya Allah kita bisa melebihi apa yang beliau miliki. Apalagi Ust. Abdul Shomad manusia dengan segala keterbatasannya.

Mengapa tidak kita cari saja, dulu ia dimana, apa yang ia pelajari, atau kita pelajari namun di tempat lain kan bisa! Ayo, mau menunggu apa lagi?

Titik Kesucian Seorang Hamba

Pernah gak sih kalian ketika baru bangun tidur teringat akan kejadian-kejadian sebelumnya yang pernah kalian lakukan di dunia dan menyesalinya?

Walau dalam sekejap sebenarnya itu lah titik kesucian diri kita yang masih bisa memberontak karena kekotoran kita yang kita lakukan selama di dunia.

Hingga akhirnya kita membuka ponsel kita, berinteraksi lagi dengan orang lain, maka disitu diketahui kondisi hati, apakah ia masih lembut seperti ketika ia baru bangun tidur (menyesal) atau mengeras dan kembali menjalani rutinitas di kehidupan pribadinya yang kemudian akan ia sesali keesokan harinya ketika ia bangun tidur kembali.

Hikmah Syari’at Islam

Semua syari’at yang sudah Allah nash-kan untuk kita itu pasti ada hikmahnya. Banyak orang non muslim yang secara dzahir tidak melaksanakan syariat, tapi esensi dari syariat tersebut dilaksanakan.

Misal, puasa. Banyak non muslim yang mengamalkan ritual seperti itu. Khitan untuk laki-laki. Oh ya sistem jual beli yang islam ajarkan itu bayar di awal, dan ini sudah dipraktekkan oleh non muslim sana. Sedangkan di warung-warung orang islam sendiri bayarnya setelah makan, lalu waktu itu makan makanan siapa sedangkan itu belum dibayar, ya walaupun yg seperti itu sah sah saja.

Banyak amalan-amalan yang islam adakan tapi orang lain yang justru lebih bisa mengamalkannya. Al islaamu mahjuubun bil muslimin. Seperti dulu waktu saya berkunjung ke Singapura, wah negara ini benar-benar mempraktekkan islam, mulai dari tidak buang sampah sembarangan, nanti terkena denda, dll. Disana saya melihat islam tapi saya tidak melihat muslimin. Sekian, mohon maaf jika ada salah hehe ???

Terima kasih untuk abah dan umi saya yang waktu itu mengizinkan saya mengunjungi negara tetangga, cakrawala saya menjadi luas, pikiran saya tidak kaku dan banyak pelajaran yang bisa saya dapatkan. Terima kasih tak terhingga untuk kedua orang tua saya, yang sudah mendidik saya dari kecil hingga sekarang ini. Terima kasih tak terhingga. I love you. Abah Suwondo Renggan Dirjo & Umi Firkotun Najiah ❤

Daddy!

Tiba-tiba kangen abah. Keinget dulu waktu masih kelas 3 MI, aku ada tugas yang tumben susah, sampe aku nangis-nangis gak bisa ngerjainnya. Abah nolak bantu, sampe aku ketiduran, bangun-bangun udah digarap abah.

Tiap kali ketiduran di musholla habis pengajian yang kelarnya malam bgt, aku digendong dari musholla ke rumah, walaupun di tengah jalan aku kebangun, tapi aku gak mau abah lepas gendongannya.

Abah yang tiap kali memandikan aku waktu masih kecil sampai aku punya adik, aku gak dimandiin lagi. Dulu yang tiap kali aku minta dibopong oleh tangan kekarnya, waktu itu harus bergantian dg adik-adikku karena aku sdh besar.

Kini bukan hanya itu yg skrng telah menjadi kenangan, tapi hampir semua yang dulu aku lakukan bersama abah. Kini aku sudah menjadi dewasa, semoga aku gak akan pernah lupa akan jasa-jasamu. Aku masih dan selalu ingin menjadi anak kecilmu. #AbahkuIdolaku

Background!

Kamu nggak butuh background | Nggak, saya butuh background “yang bagus”!


Background adalah bentukan diri kita untuk menyongsong masa depan kita.


Background lah yang membentuk mengapa seseorang menjadi seperti ini untuk saat ini atau mendatang.


Masa kecilmu bagaimana, keluargamu seharmonis apa, kamu dididik bagaimana, ekonomi keluargamu sebagus apa?


Kamu lulusan mana, teman-temanmu bagaimana, keseharianmu, kebiasaanmu, lingkunganmu?


Apa yang kamu tonton, apa yang kamu baca, doktrinan yang merasukimu, masalah yang menjumpaimu, bagaimana penyikapanmu?


Hukum sebab-akibat. Kita yang akan datang ditentukan oleh apa kita sekarang.


Masa depan bukan hanya 5 atau 10 tahun lagi, melainkan tepat satu menit setelah ini juga, esok hari dan seterusnya.


Masa lalu pun bukan hanya masa kecil saja, besok adalah masa lalu dari lusa. Watch your step!


Kita tidak bisa memilih untuk terlahir kaya, pintar dan tampan. Tapi jika kita mati miskin, bodoh dan buruk itu kita merugi.


Ikhtiar – Doa – Tawakkal. Hidupi duniamu seakan kau hidup selamanya, hidupi akhiratmu seakan kau mati besok!


Gunakan apa yang kita miliki berupa kesehatan, waktu luang, masa muda, dll yang Allah anugerahkan, sedangkan masih banyak orang menyesali melewatkannya.


Whatever will be, will be. Let bygone be bygone!


Jalani hidup dengan hati yang bersih, senantiasa menghambakan diri, kita hanya butiran pasir yang beterbangan di gurun sahara.


Naiki gedung yang tinggi, lalu lihat orang-orang, jika kamu di antaranya, kamu itu bukan apa-apa, kecil di mata dunia.


Jangan-jangan selama ini kehadiran kita dianggap sebagai lalat oleh orang lain.


Terlahir dari air mani yang menjijikkan, hidup pun -ketika buang air besar- menjijikkan, bau mulut, bau badan, dll.


Tampan masih kalah dengan Yusuf as, kaya masih kalah dengan Sulaiman as, dll. Apa yang ingin kita sombongkan?


Al Quran turun sebagai pedoman, Islam turun, Muhammad saw diutus sebagai rahmat lil ‘alamin. Pelajari dengan benar!


Jika islammu membawa kekacauan, pasti ada yang salah dengan belajarmu!


Never confuse education with intelligence! I want to inspire people


??أوصيكم وإياي بتقوى الله??