Hubungan Berkualitas

Banyak yang menanyakan padaku, “Siapa gerangan kekasihmu?” Aku jawab “Tak ada.” “Mengapa?” “Tak tahu.” “Memang yang seperti apa yang kau inginkan?” “Hmm.”

Memiliki seorang kekasih, menyayangi dan disayangi adalah lumrah bagi setiap manusia.

Menunaikan ibadah haji pun.

Ini tentang sebuah intuisi.

Sebuah panggilan.

Panggilan hati.

Tergerak atau tidak?

Sewaktu aku masih kecil, aku sering dijejali oleh orang-orang dengan pernyataan bahwa tak usah pedulikan jodoh, jika kita menjadi orang besar kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.

Separo saya setuju, separo lagi tidak.

Setuju tidak disibukkan dengan membuang-buang waktu untuk hal yang tak berkualitas,

Tidak setuju dengan memanfaatkan status kita untuk menarik perhatian.

Aku adalah anak sulung dari kedua abah dan umiku yang hebat.

Aku belajar dari hubungan berkualitas mereka.

Aku saksikan sendiri bagaimana kondisi abah kala waktu itu dan bagaimana umi selalu menyokongnya.

Mulai dari zaman motor abah astrea sampai abah mempunyai honda.

Aku mempunyai seorang abah yang ambisius dan mempunyai seorang umi yang sangat taat dan selalu percaya serta mendukung mimpi-mimpinya.

Menikah dan membangun rumah tangga bukanlah tujuan akhir dari hidup.

Manusia berproses.

Dan semua akan kembali pada-Nya.

Risalah Alam: Masterpiece Tuhan

Aku bukan kamu, kamu bukan aku. Aku tidak seperti kamu, kamu tidak seperti aku. Kamu tidak bisa menjadi aku, begitu juga aku.

Begitu saja. Cukup tahu bahwa tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Tidak ada dari kita yang sempurna. Kita sempurna karena kita bersama. Manusia itu makhluk sosial.

Jangan pernah merasa diri baik, sebab kenyataannya tidak selalu. Apalagi merasa lebih baik dari orang lain bahkan terbaik. Saya takut kamu mengaku Tuhan.

Jangan pernah menjelekkan makhluk lain. Kita diciptakan dengan suatu tujuan. Kita tidak pernah diciptakan dengan sia-sia. Kita ini masterpiece Tuhan yang ada kedahsyatan di dalam diri kita masing-masing.

Jangan pernah menyerah!

Catatan Sore : Saya Ini Sombong, Benci Saja Aku!

Saya ini mahasiswa Azhar, mau jadi ustadz gampang, apalagi saya anak ustadz. Toh jadi ustadz gak harus kuliah di Azhar, banyak lulusan pondok di Indo yg jadi ustadz, muallaf bahkan preman taubat juga ada. Saya ini penyiar radio dan jurnalis, saya punya cita-cita membangun perusahaan radio dan media. Nanti kalo kalian para ustadz kekurangan lahan buat dakwah, kerja di tempat saya saja yah, saya gaji kok.

Hakikat Sesuatu

Jadi apa hakikat mempelajari suatu ilmu sesungguhnya jika melalui Imam Khalil bin Ahmad Al Farohidi, ilmu ‘arudh terbentuk ketika beliau berjalan melewati pasar? Dan ilmu nahwu dari Imam Abul Aswad Ad Du’ali, setelah pengalaman beliau bersama putranya tatkala memuji keindahan langit?

Lalu apa hakikatnya menjadi seorang tokoh agama jika ada rasa ujub pada hatinya, sedangkan agamanya sendiri melarang? Lalu apa status seorang biasa yang ternyata tidak diketahui isi hatinya selalu connected to Allah swt dan selalu berusaha agar bisa munazzah dari sifat-sifat rodza-il?

Mari pikirkan kembali!

Pelajaran dari Sebuah Perjalanan

Pelajaran yang bisa diambil dari rihlah kali ini adalah:
1. Semakin tamak seseorang, semakin tidak tenang pula hidupnya. Terbukti, ketika saya mengunjungi pedesaan di daerah Siwa, saya melihat -walaupun bukan hanya disini- masyarakat yang hidup serba cukup, mensyukuri apa yang mereka punya, terlihat wajah-wajah mereka lebih enak dipandang daripada wajah teman-teman saya disana yang suka menyimpan iri, hasad dan dengki.
2. Dengan siapa kita berkumpul memengaruhi suasana hati kita. Ketika kita berkumpul dengan orang-orang yang selalu berfikiran positif, maka hanya akan ada gembira bersamanya. Berbeda ketika kita berkumpul dengan orang-orang yang selalu berfikiran negatif, iri, hasad dan dengki, maka kita hanya akan stres saja dibuatnya. Saran saya tinggalkan orang-orang yang hanya mementingkan titel, jabatan atau yang selalu tamak dengan pernak-pernik dunia. Hati mereka selalu gelisah, ini akan berefek pada kalian.
Kesimpulan dari rihlah kali ini adalah saya bahagia, berkenalan dengan orang-orang baru, jiwa-jiwa kita yang dipenuhi rasa gembira. Terbayang panasnya menghadapi orang-orang menyedihkan penuh kotoran di hati, tak ingin hati untuk pulang. Bumi Allah itu luas, berkelanalah! Dunia itu seperti buku, orang yang tidak pernah pergi, hanya membaca satu halaman saja. Sekian. ?

10 Tips Belajar Pintar

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal

Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar

Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran

Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci

Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat

Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman

Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar

Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita

Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari

Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat

Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita sudah paham.

Mengenang Jasa Al Hikmah 2

Alhikmahdua Net banyak upload foto tempo dulu. Saya mondok dari tahun 2008-2015. Merasakan atmosfer perubahan dari tahun ke tahun. Merasakan pula Al Hikmah 2 sebelum dan sesudah ditinggal Abah Masrur. 3,5 tahun bersama beliau dan 3,5 tahun lainnya tanpa beliau. Bangunan kala itu masih sedikit. Masih banyak penghijauan. Bangunan MAK pun masih lebih tua saya drpd dia. Merasakan kualitas pengurus dari zaman ke zaman. Merasakan menjadi santri Al Hasan. Bagaimana santri Al Hasan memandang siswa MAK dan bagaimana siswa MAK memandang santri Al Hasan. Berkenalan dengan orang-orang baru yang sangat luar biasa yang mampu merubah saya dari anak yang biasa saja menjadi anak yang lebih baik dari sebelumnya. Merasakan betapa langkanya internet kala waktu itu. Mulai dari komputer cembung, antena wajan, internet lola sampai nge-print gambar anime saja sudah bahagia. Saya tak sanggup meneruskan atau saya akan berlinangan air mata. Saya hanya ingin berterima kasih pada Allah swt, orang tua saya dan semua orang yang pernah hadir di kehidupan saya sebagai anugerah di hidup saya. Semoga Allah swt membalas kebaikan kalian semua. Amin ya Robbal ‘alamin.

Aturan Arti Cinta

Pesanku buat kalian yang beneran sayang sama seseorang, mendingan kalian biarkan dia bebas, jangan mengekangnya. Biarkan dia jadi diri sendiri. Biarkan dia berkreasi. Biarkan dia berkarya. Gak usah ngejar-ngejar. Gak usah buat dia insecure. Gak usah buat dia gak nyaman jalanin hari-harinya. Itu sih namanya bukan cinta, tapi nafsu! Apa kalian mau orang yang kalian sayangi gagal di kemudian hari hanya karena ulahmu yang selalu menghantuinya? Kalo dia gagal, kamu bisa apa? Kasihan dia! Gak usah ngejar-ngejar, kalo emang dia suka kamu, dia bakal nunjukkin kok. Kalo emang gak suka kamu, ya kamu harap sadar diri! Gak usah maksain deh, kasihan dianya! Kamunya sih biasa aja jalanin hari-hari karena emang kamu yang mau ngejar-ngejar dia. Tapi dia? Kasihan dia korbanin perasaan yang gak mau dia rasakan. Emang dia mau dikejar-kejar kamu? Hahaha. Kalo ngefans, ya sewajarnya gak usah nuntut dia kasih feedback. Gak usah kepedean dia butuh kamu. Gak usah sok tau tentang dirinya. Mungkin dia kesepian tapi yang dia mau buat ngilangin kesepiannya bukan kamu, melainkan orang lain tapi malah kamu yg datang di hidupnya. Kesepiannya berkali lipat! Kalo kamu gak bisa jadi seperti dia, ya udah akui saja! Gak usah hasad, iri atau dengki! Gak usah ngarepin nikmat itu hilang darinya. Kasihan, sekali lagi kasihan! Aku lagi gak nyindir seseorang. Aku lagi cerita pengalaman pribadi karena ulah seseorang itu hidupku gak nyaman, aku jalanin hari-hariku penuh penderitaan! Aku mau orang itu sadar dan gak usah cari perhatian ke aku lagi. Justru nyusahin! Tahun ini aku gagal. Aku sih sebenernya gak pgn nyalahin orang, tapi mau bagaimana lagi kalo emang kegagalanku ini disebabkan karenanya! Aku ini juga pribadi yang butuh cinta dan cintai kembali. Tapi aku juga berhak dong menentukan siapa yang layak untuk peran itu? Toh aku juga gak pernah maksain orang buat suka ke aku. Kita ini masih muda, berkarya! Gak usah ngarepin perhatian orang! Kalo kita gak bisa ngasih manfaat di hidupnya, maka minimalnya jangan bikin dia rungsep hidupnya karena kehadiranmu! Hehehe. Memandang dari jauh dan mendoakannya dalam diam itu lebih baik, itu yang dinamakan cinta yg sesungguhnya. Cinta kita hanya satu, Allah swt!?

Menjaga Kesucian Diri ketika Bermuamalah dengan Manusia

Uzlah adalah menjauhi manusia tanpa meninggalkan jamaah (Fudhail bin Iyadh). Begitu pula zuhud, menjaga kesederhanaan diri kerita berada di tengah kekayaan, berusaha agar menaruh dunia ada pada tangan bukan pada hati. Menjaga kesucian diri ketika bersama manusia adalah hal yang sangat sulit. Manusia akan mengetahui bahwa kita sedang membawa air yang jernih. Manusia membenci sesuatu yang lebih indah dari apa yang mereka miliki. Umumnya air jika diobok-obok maka sedikit sekali yang masih jernih. Ya Allah jadikanlah kami yang selalu menjernihkan sekitar kita bukan malah menjadi keruh karena sekitar. Mirip-mirip pesan ayahanda B.J. Habibie. Kejernihan hanya didapat pada balita dan manula. Jangan mengharapkan itu pada pemuda/i yang masih segar, yang masih bergelora, yang masih berhasrat untuk memenangkan kehidupan. Saya takut tindakan saya nantinya tidak mencerminkan apa yang saya katakan. Namun untuk sejauh ini saya selalu mengatakan apa yang saya sudah rasakan. Manusia tempatnya salah, bukan berarti kita hanya diam saja. Dalam surah Al Ashr Allah swt memerintahkan hamba-Nya agar saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Dosa manusia berbeda-beda, itulah mengapa kita diminta untuk saling menasehati. Jika kita menunggu nasihat dari orang yang sempurna, maka tidak akan pernah ada dakwah di dunia ini. Sebenarnya bukan seberapa ilmu yang didapat, melainkan berserta pengamalannya. Tidak ada niatan untuk menyindir seseorang, justru saya tersindir dengan perkataan saya sendiri.
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (آل عمران : ١٠٤)

Bacalah

Kata “Iqro'” dalam wahyu pertama yang Allah turunkan, sangat sempit maknanya jika hanya diartikan “membaca”. Sebodoh apa Allah swt menyuruh hamba-Nya agar membaca saja? Pada waktu itu memang prosesnya Rasulullah saw mengikutinya menggunakan lisan, tapi apa sebatas lisan saja yang bergerak? Toh, seluruh sifat Rasulullah saw tergambar jelas dalam Al Qur’an dan menurut istri termuda dan tercintanya Rasulullah saw, Aisyah ra, Rasulullah saw adalah Al Qur’an berjalan.

Membaca disini adalah kita membuka hati kita lebar-lebar, melapangkan dada kita, mensyukuri seluruh indera yang Allah swt berikan pada kita dengan cara memaksimalkan penggunaannya untuk Allah swt semata, agar supaya kita peka terhadap lingkungan sekitar. Toh, Allah swt menyisipkan pesan di setiap ciptaan-Nya, jika kita mau mendengar maka akan terdengar, bahkan sampai yang terkecil sekalipun. Ilmu Allah tidak terbatas pada kitab-kitab saja. Kitab hanyalah diwan yang disusun oleh orang-orang yang peka terhadap lingkungan sekitar. Dan kita sebagai penikmat, kita akan terbagi menjadi bermacam-macam. Ada yang sekedar menganggukkan kepala, ada juga yang turut merasakan apa yang pengarang buku rasakan. Tapi sebagai orang yang merasa kepekaan atau kecerdasannya jauh dari kata sempurna, kita seyogyanya untuk kembali muhasabah, mengikuti jejak ulama salafus sholih.

Mari berdiskusi di kolom komentar di blog saya, jangan lupa untuk berkunjung. Blog saya open house bukan hanya pas lebaran saja.