Permulaan Gerakan Keilmuan pada Bangsa Arab

images (19)

Sastra merupakan suatu peninggalan yang diwariskan oleh Bangsa Arab Jahili. Menjadi penyair pada waktu itu bukan merupakan sesuatu yang istimewa, karena mereka masih sering dan banyak dijumpai, walaupun jarang dari mereka yang menuliskan syiir-nya dan hanya mengandalkan kekuatan hafalan, kemudian mereka menjaganya dengan cara periwayatan oleh satu orang atau lebih dari setiap penyair.

Hal ini berlanjut sampai Zaman Jahiliyyah berakhir, hingga akhirnya Islam muncul, mengajak masyarakat untuk mengetahui ilmu baca tulis. Banyak juga dari selain Bangsa Arab yang ikut andil, mempelajari Bahasa Arab dan mengkombinasikannya dengan peradaban mereka. Maka jadilah umat islam sebagai umat dengan peradaban yang tinggi.

Dari situ muncullah Gerakan Keilmuan yang terbagi dalam dua macam: bagian keagamaan dan peradaban.
Bagian keagamaan berfokus pada Al-Qur’an, Hadits -baik itu mengumpulkan, menjelaskan ataupun menafsirkan-, kemudian disusul dengan ilmu fikih.
Ulama yang terkenal dalam bidang ini antara lain: Sayyidina Umar bin Khotob, Sayyidina Ali, Abdullah Ibnu Mas’ud, Abdullah Ibnu Abbas -rodhiyallahu ‘anhum jami’an-. Dan gerakan ini terus berlanjut hingga tabiuttabiin.
Sedangkan bagian peradaban sendiri berfokus pada sastra syiir dan prosa, sejarah, siroh Rasul, khulafaurrasyidin, peperangan, penaklukan, dll.

Hari Santri Memang Layak Ada di Indonesia

Hari Santri Nasional yang mulai tahun ini telah ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, setiap tanggal 22 Oktober tentunya sangat menarik simpatisan dari kalangan santri. Karena jumlah santri di Indonesia masih tergolong sangat banyak dibanding negara-negara lain.

Seakan mengalahkan Hari Valentine, hampir seluruh pondok pesantren di Indonesia merayakan perayaan hari jadi santri ini, mulai dari upacara bendera, pawai kirab, dll. Tidak kalah, para santripun gencar mempublikasikan sebuah ucapan Selamat Hari Santri Nasional di akun sosial media milik mereka masing-masing. Sehingga tidak mengherankan jika ketika para netizen berselancar di dunia maya banyak menemukan status baik itu di beranda facebook, dinding twitter ataupun sosial media yang lain.

Terlepas dari semua itu, di belahan dunia lain yaitu di Negeri mengalirnya Sungai Nil, seorang santri lulusan Pon. Pes. Al Hikmah 2 Benda mengutarakan rasa kekecawaannya tidak bisa merasakan kebahagiaan yang teman-teman lainnya rasakan di Indonesia. Santri yang berdomisili asal Tegal ini mengatakan bahwa walaupun mahasiswa Universitas Al-Azhar banyak dari kalangan santri, namun belum ada inisiatif untuk hari jadi baru di kalender penanggalan Masehi ini. Ditambah mengenakan peci dan sarung sangat dinilai aneh di negara ini. Terlebih memakai sarung di negara ini identik dengan seorang suami selepas menggauli istrinya. IMG_20151022_073858IMG_20151022_073858

Lulus Malhikdua, Yakin Ingin Belajar di Al-Azhar University?

IMG20150915132522
Setiap tahun bisa dipastikan sejumlah siswa alumni Malhikdua melanjutkan studinya ke luar negeri, khususnya Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Menduduki peringkat pertama, Universitas di Negeri Kinanah ini masih eksis menjadi ikon Malhikdua, karena tidak sedikit alumni-alumni Malkhikdua yang berminat untuk menimba ilmu disana, bahkan menjadi bahan perbincangan terfavorit di kalangan siswa-siswi kelas akhir Malhikdua Program Keagamaan.

Belajar dari kegagalan, tidak semua jalan yang para alumni Malhikdua tempuh, semulus yang direncanakan. Selain tidak lolosnya beberapa alumni Malhikdua di tahap penyeleksian, mereka yang lolospun masih dihadapkan dengan seleksi alam agar mendapatkan satu kursi di perkuliahan.

Tes seleksi tahap kedua yang awalnya akan diselenggarakan di Indonesia kemudian terpaksa digagalkan pada waktu itu karena ketidaksiapan dari pihak Al-Azhar, justru membuat alumni Malhikdua yang lolos tes seleksi tahap pertama merasa berat. Ditelisik dari tingkat kesulitan soal-soal yang mereka dapatkan, soal-soal tersebut lebih sulit dari soal-soal tahun lalu yang diadakan di Indonesia. Sehingga tidak mengherankan jika sebagian besar dari mereka maksimal menempati Mustawa Mutaqoddim Awwal atau tingkat lima dari Dauroh Lughoh.

Dauroh Lughoh adalah sebuah tempat kursus Bahasa Arab yang dikhususkan untuk pelajar-pelajar non-native seperti dari negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei dan Nigeria. Pada tahun ini, hanya Mustawa Mutaqoddim Awwal yang menjadi batas minimal diperbolehkannya calon mahasiswa baru Universitas Al-Azhar, itupun disertai penambahan waktu jam pelajaran dengan memberangkatkan peserta didik satu jam lebih awal dari jam biasanya yaitu pukul 08:00 CLT (Cairo Limit Time).

NB: sudah saya posting di malhikdua.sch.id

Ayah Mencintai Kita dalam Diam

20150717_073546

“Iman tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertaqwa.”

Mendengar sepenggal bait dari lagu itu, merinding rasanya hati ini. Bagaimana tidak? Harta warisan yang mungkin kita tenang olehnya ternyata masih ada hal lain yang membuat kita gusar.

Iman, yang tanpanya kita tidak akan mendapat ketenangan sejati yang abadi. Jika kita hanya memikirkan kebahagiaan dunia, mungkin sudahlah nyaman bagi mereka yang berduit.

Namun bagi sebagian dari mereka yang beriman justru tidak nyaman dengan harta yang mereka miliki, karena harta mereka tidak akan bisa menolong mereka di kehidupan selanjutnya. Bahkan, seorang ayah yang alim, beriman dan bertaqwa sekalipun tidak mampu memberikan sebagian ketaqwaannya pada anak-anaknya.

Mungkin bisa saja seorang ayah mengajarkan apa itu iman, apa itu taqwa, bagaimana caranya dan segala macam yang membawa kita menuju ke jalan yang benar, akan tetapi sekali lagi iman letaknya ada pada hati.

Hati seseorang tidak ada seorangpun yang tahu. Teruslah berdoa dan mendekatkan diri pada Allah agar kita selalu dalam kondisi beriman sampai meninggal nanti.

Memiliki ayah yang bertaqwa tentulah sangat beruntung. Sebagai tolak ukur agar kita bisa melakukan lebih dari yang beliau lakukan. Setiap harinya kita akan termotivasi dengan perkataan dan perbuatannya. Dan juga ketika kita berada jauh darinya, kita akan terus terngiang dan rindu akan nasihat-nasihatnya.

Bukan berarti ketika kita memiliki seorang ayah yang biasa saja kadar amal ibadahnya, kita termasuk orang yang rugi. Justru dengan keadaan seperti itu, kita harus tergugah agar bisa menjadi lebih dari apa yang ayah kita jadi. Kitalah yang akan membawa mereka ke surga, kita sendirilah yang akan mengantarkannya. Karena salah satu amal yang tidak akan berhenti sampai kita meninggal sekalipun yaitu doa anak yang sholeh, apalagi ketika kita berbuat baik, menuruti apa yang orangtua kita ajarkan.

Saya sedikit agak tidak setuju dengan perkataan yang menjelaskan bahwa seorang pemuda yaitu yang mengatakan ini saya bukan ini ayah saya. Sebab, negasi dari kalimat tersebut hanya ditujukan untuk mereka yang bersombong diri dengan kedudukan ayahnya. Penyertaan ayah dalam segala lini kehidupan kita sangatlah perlu bagi seorang anak. Tertulislah nama di batu nisan kita fulan bin fulan. Seorang istri juga seharusnya menyertakan nama ayahnya di akhir namanya bukan nama suaminya. Ayah mencintai kita dalam diam. Tak perlu penjelasan lebih lanjut. Kita semua paham arti kata ayah walaupun ayah disebutkan setelah kata ibu tersebut sebanyak tiga kali. Ayah yang mebiayai segala kebutuhan kita, pakaian yang kita kenakanpun merupakan bentuk jelmaan dari keringat orang tua kita.

Yang Ada Hanyalah “Tersesat di Jalan yang Benar”

FB_IMG_1444141354487

Pernah terfikirkan Anda salah memilih jurusan ketika memulai pendidikan di tingkat SLTA? Atau mungkin salah lebih memilih madrasah daripada sekolah negri? Dan yang sering terjadi adalah calon mahasiswa yang memasuki dunia perkuliahan namun merasa tidak cocok berada di fakultas yang ia konsentrasikan bahkan salah masuk perguruan negri. Mumpuni dan berminat di pengetahuan umum namun ditakdirkan memakan bangku kuliah di dunia keagamaan. Atau mungkin sebaliknya.

Perlu diketahui, tak selamanya yang kita inginkan baik untuk kita dan yang kita eggan buruk untuk kita.

: {وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة: 216]}

Semua yang Allah takdirkan untuk kita memiliki hikmah daripadanya. Mungkin ketika kita berbakat di bidang ilmu tertentu namun kita bukan berada pada tempatnya, Allah bermaksud agar kita mengenal ilmu Allah yang sangat banyak tanpa menghilangkan potensi kita di bidang yang kita kuasai, karena Allah tahu mana yang harus kita ketahui dengan cara berijtihad dan mana yang bisa kita dapat hanya dengan mempelajarinya sendiri.

Memang sulit untuk bersaing di bidang yang tidak kita gemari dan kuasai serta berada di tengah-tengah mereka mereka yang memang sungguh meminatinya. Sulit! Sangat sulit! Namun apakah berarti kita tidak lebih baik dari mereka? Aku tak tahu jawabannya karena menjadi orang baik itu adalah sebuah keharusan tetapi merasa lebih baik dari orang lain adalah sebuah larangan. Tetap semangat!

Sepucuk Surat untuk Keluarga di Indonesia

12011258_1004981752856049_3025809405687542272_n

Sesungguhya yang membuat rindu ini semakin dalam itu pengetahuan kita bahwa jarak diantara kita sangatlah jauh.

Padahal tak ada bedanya sekalipun kita berada di jarak yang dekat namun mata tak bisa saling menatap.

Hanya waktu yang membedakannya.

Namun sebenarnya di masa penantian inilah, kepompong akan menjadi kupu-kupu yang indah. Percayalah!

Tak Selamanya Mendengar Kata GoBlog Berkonotasi Negatif

FB_IMG_1444141651793

Untuk menjadi GoBlog tidaklah harus menunggu sampai laptop terbeli.

Kemajuan teknologi seharusnya memudahkan kita untuk mengakses segala bentuk kabar dunia apapun dan dimanapun cukup dengan menggunakan benda kotak yang terlalu sering menyaingi Al-Qur’an berada di genggaman tangan kita.

Sayalah contoh dari blogger yang hanya memanfaat ponsel saya untuk terus menumpahkan tinta yang insya Allah akan ditimbang tidak lebih ringan dari darah para syuhada.

Seharusnya kita bijak menanggapinya, ketika kita tega meninggalkan Al-Qur’an ( Na’udzu billah, jangan sampai ), kita tanyakan apa yang membuat kita menduakannya? Ibarat kita memadu istri kita, apakah kita berpaling kepada yang lebih baik atau malah tidak lebih baik daru yang kita tinggalkan sebelumnya?

Marilah kita berfikir untuk tidak meninggalkan yang lebih baik bahkan tidak ada keraguan apapun pada kebaikannya!

Marilah kita juga membuat apa yang membuat kita tertarik padanya menjadi rasa ketertarikan yang bermanfaat.

Ayo kawan jadi GoBlog bersama saya!
Santri GoBlog, Fadlu Rohman 🙂

Maksud Duri Melindungi Mawar

FB_IMG_1444141807771

Tidak selamanya orang yang berbuat jahat terhadap kita membenci kita sepenuhnya. Terkadang mereka terpaksa berbuat jahat terhadap kita karena tak ada usaha lain lagi setelah ia menaruh perhatian namun tidak terbalaskan oleh kita atau mungkin ia malu bahkan tidak ingin perhatian ia terhadap kita terlihat jelas, hingga akhirnya ia berbuat jahat terhadap kita hanya untuk berinteraksi khusus dengan kita walaupun sebenarnya salah dengan cara itu.

Pertanyaannya, mengapa harus begitu caranya? Sampai ketika kita asyik dengan teman maya kita, ia tidak ingin kita terlalu sibuk dengan dunia kita tanpa dirinya alias mengabaikan ia.

Pertanyaannya, jika ia tidak bisa membuat kita bahagia, salahkah kita mencari kebahagiaan dari sisi lain? teman di dunia maya sekalipun?

Membela Indonesia yang Dzalim

FB_IMG_1444141900354

Negriku, walaupun di dalamnya aku terdzolimi, bagiku ia tetap agung || Bangsaku, walaupun buruk terhadapku bagiku mereka tetap mulia.

Indonesia, walaupun di dalamnya kita tidak hidup senyaman warga negara lain di negara mereka, kita selalu terdzolimi dengan buruknya pelayanan pemerintah, akan tetapi ketika ada warga negara asing berkunjung ke negara kita tercinta ini, tak mungkin rasanya kita menyampaikan hal-hal buruk yang ada di sana, ketika ada warga negara asing mengolok-olok negara kita tercinta ini, tanpa berfikir panjang normalnya kita akan membenci perkataannya.

Itu semua terjadi spontanitas kepada kita sebagai warga yang berbakti kepada negara. walaupun itu tak seindah yang ada di benak kita. Akan tetapi tak ada rasa janggal apapun di dalam hati nasionalisme ini untuk mengungkapkan bahwa Indonesia tetap agung, jaya dan bersahaja.

Karena hanya kitalah yang bisa menjunjung tinggi martabat Negara.
Karena hanya kitalah yang tau potensi negara kita sehingga layak untuk dipuji.
Karena hanya kitalah yang bisa merubah segala ketidakmungkinan menjadi hal yang mungkin bahkan pasti terjadi.
Cukuplah kita keluhkan segala keluhan kita terhadap negara kepada orang sekitar saja.
Tak usah bocorkan aib yang menimpa jika kita sendirilah pelakunya, jika kita sendiri tidak dapat merubahnya.
Sedikitlah berkata, Banyaklah bertindak!

Indonesia andai saja dijual, maka tak ada satupun di dunia ini yang mampu membelinya, maka tak ada apapun di dunia yang layak untuk membayarnya.
Indonesia, negara yang penuh dengan keanekaragaman budaya. Tentunya sebuah topi seharga Rp. 50.000,- untuk harga turis tak mencapai ukuran mahal. Mereka yang datang mengunjungi Indonesia tentunya tak seberat memindahkan batu dari pijakkan gajah. Mereka dengan mudahnya mengeluarkan sekitar 3 USD seperti halnya kita membeli gorengan.

Tapi mengapa orang yang mengantarkan mereka kemanapun mereka pergi mengelilingi nusantara, tentu saja warga Indonesia sendiri berani mengatakan “Mereka penjual Indonesia pembohong, mereka tak menjual semahal itu untuk warga negara sendiri”? Mengapa?
Indonesia mungkin murah di mata bangsanya, namun kita haram bersikap murahan.

Makna Terselubung dari Lembaran Paspor

12002917_1006154689405422_2803004411310829288_n

Tidak selamanya pergi ke luar negri kita mendapati apa yang lebih baik dari negara kita tercinta, Indonesia.

Satu langkah pasti yang harus kita lakukan adalah:

خذ ما صفى، دع ما كدر!

“Ambil yang jernih (baik), tinggalkan yang keruh (buruk)!”

Saya terkadang heran dengan apa yang orang sampaikan ketika ia berani berujar “Indonesia itu tak sebaik negara ini!”
apakah dengan ucapan itu ia bisa merubah keadaan?
Ia hanya bisa mengeluhkan negaranya sendiri yang seharusnya ia cintai.

حب الوطن من الإيمان.

Ambillah yang baik dari negara lain yang ia tahu kebaikan di dalamnya untuk Indonesia! dan ubahlah Indonesia!

sejauh pengalaman kaki saya menapak saya menyukai negara-negara tersebut namun saya tetap cinta Indonesia.

1. Malaysia, dengan semangatnya dalam bidang pendidikan.
Tak pelak setelah mengunjunginya rasa cinta saya terhadap belajar semakin bertambah.

2. Singapore, dengan semangatnya dalam kesibukan yang penduduk di dalamnya jalani.
Setelah itupun saya tidak ingin menyia-nyiakan hidup saya tanpa adanya faedah.

3. Thailand, dengan rasa cintanya terhadap negaranya.
Rasa nasionalisku pun semakin membara.

Walaupun itu hanya sebentar, setidaknya kita telah mengambil kebaikan darinya. wink emotikon