Hubungan Berkualitas

Banyak yang menanyakan padaku, “Siapa gerangan kekasihmu?” Aku jawab “Tak ada.” “Mengapa?” “Tak tahu.” “Memang yang seperti apa yang kau inginkan?” “Hmm.”

Memiliki seorang kekasih, menyayangi dan disayangi adalah lumrah bagi setiap manusia.

Menunaikan ibadah haji pun.

Ini tentang sebuah intuisi.

Sebuah panggilan.

Panggilan hati.

Tergerak atau tidak?

Sewaktu aku masih kecil, aku sering dijejali oleh orang-orang dengan pernyataan bahwa tak usah pedulikan jodoh, jika kita menjadi orang besar kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.

Separo saya setuju, separo lagi tidak.

Setuju tidak disibukkan dengan membuang-buang waktu untuk hal yang tak berkualitas,

Tidak setuju dengan memanfaatkan status kita untuk menarik perhatian.

Aku adalah anak sulung dari kedua abah dan umiku yang hebat.

Aku belajar dari hubungan berkualitas mereka.

Aku saksikan sendiri bagaimana kondisi abah kala waktu itu dan bagaimana umi selalu menyokongnya.

Mulai dari zaman motor abah astrea sampai abah mempunyai honda.

Aku mempunyai seorang abah yang ambisius dan mempunyai seorang umi yang sangat taat dan selalu percaya serta mendukung mimpi-mimpinya.

Menikah dan membangun rumah tangga bukanlah tujuan akhir dari hidup.

Manusia berproses.

Dan semua akan kembali pada-Nya.

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *